Maya duduk di atas ranjang. Hal ini terjadi lagi. Suara dengkuran Krisna
menandakan bahwa dia tertidur dengan sangat lelapnya dan membiarkan
Maya merenungi sendiri apa yang tengah terjadi dalam kehidupan rumah
tangganya. Setelah berjalan lima tahun, perkawinan mereka terasa mulai
hambar. Selama empat tahun sebelumnya, kehidupan seksual mereka bias
dikatakan sangat sempurna. Hubungan seks berlangsung hampir setiap malam
dalam seminggu hingga beberapa bulan belakangan. Sekarang hanya sekali
dalam seminggu dan itupun berlangsung dengan amat cepat dan singkat dan
selalu membuatnya tergantung. Maya berfikir apakah ini semua karena
dirinya yang menjadi penyebabnya tapi dia sadar dalam usianya yang ke28
tahun sekarang ini bentuk tubuhnya masih tetap sama tak ubahnya ketika
berumur dua puluh. Hampir semua pria yang dikenalnya mengatakan kalau
dia adalah sosok dambaan setiap lelaki normal.
Dia bangkit dari ranjang tanpa membangunkan suaminya. Bahkan suaminya
tak akan bangun jikalau dia bermaksud membangunkannya sekarang, kondisi
suaminya selalu kelelahan akhir-akhir ini. Dia berjalan melintasi kamar
tidurnya masih dalam keadaan telanjang seusai persetubuhan yang berakhir
dengan kekecewaan dengan suaminya. Cahaya bulan purnama menyinari kamar
tidurnya hingga menjadikan seakan disiang hari. Dia berhenti di depan
cermin memandangi tubuhnya untuk memastikan apakah bentuk tubuhnya masih
tetap seperti dalam angannya. Apa yang dilihatnya adalah sesosok wanita
berusia 28 tahun yang telah menikah selama 5 tahun dengan kekasihnya
ketika kuliah dulu. Rambut hitamnya yang panjang dan lebat sama hitam
dan lebatnya dengan rambut yang menutupi sekitar selangkangannya dan
diteruskan dengan sepasang paha yang jenjang menopang semampai tubuh
167nya. Buah dadanya masih tetap kencang dan mendongak angkuh, dan
bongkahan pantatnya tetap bundar dan padat. Semua itu terbingkai dalam
sosoknya yang seberat 50kg. Tidak, tak mungkin dirinya yang menjadikan
Krisna berpaling darinya setiap malamnya.
Dia memikirkan Krisna. Mereka mulai pacaran di tahun terakhir kuliah dan
segera menikah begitu wisuda. Seks merupakan bagian yang besar dalam
hubungan mereka bahkan sebelum mereka menikah, dan semakin menjadi
bagian yang lebih besar setelah keduanya menikah. Krisna memang
mempunyai pengalaman yang ‘lebih’ sebelum bertemu dengannya dan Maya
sendiri masih ‘gadis’ sebelum bertemu dengan Krisna. Krisna
mengajarkan semuanya pada Maya hingga menjadi sosok wanita seperti yang
sekarang, dan Krisna masih tetap satu-satunya guru, kekasih, suami dan
partner seks yang dimilikinya. Krisna adalah sosok dambaan semua teman
wanitanya. Tinggi tubuhnya yang mencapai 190 membuatnya gagah ditambah
rambut ikalnya dan sepasang mata elangnya. Kejantanannya sendiri cukup
besar untuk memuaskan dahaga seksual Maya.
Krisna mempunya pekerjaan yang menghasilkan uang yang cukup untuk
memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya dengan tanpa Maya susah payah
bekerja. Memang Krisna menginginkan dia menjadi ibu rumah tangga dan
mengurus semua kebutuhan rumah. Mereka memiliki sebuah rumah yang nyaman
dengan halaman yang sangat luas yang bias menampung sebuah kolam renang
dan sekedar untuk berkuda. Benar-benar memberikan mereka sebuah privasi
yang berlebih dengan letaknya yang jauh dari pusat kota. Mereka sudah
menempati rumah tersebut selama dua tahun. Satu-satunya orang yang
tinggal dengan meraka hanyalah seorang penduduk setempat berusia hampir
paruh baya yang bekerja mengurus rumah mereka. Adik Krisna baru saja
tinggal dengan mereka beberapa bulan yang lalu. Ayah dan Ibu Krisna
memutuskan untuk mengontrakkan rumah mereka yang berada di pusat kota
dan pindah di kampung halaman untuk menghabiskan masa tua mereka. Adi,
adiknya Krisna masih ingin tetap tinggal di kota ini untuk meneruskan
sekolahnya.
Adi bukan merupakan sebuah masalah diantara Maya dan Krisna. Masalah
mereka sudah berawal jauh sebelum dia pindah dengan mereka. Maya suka
dengan adik iparnya tersebut dan sangat setuju jika Adi tinggal bersama
mereka. Adi sama sekali bukan masalah dan dia bukan orang yang suka
mencampuri terlalu dalam urusan orang lain. Adi juga merasa cocok dengan
kakak iparnya dan mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk
sekedar ngobrol ataupun berenang. Adi merupakan sebuah duplikat yang
lebih muda dari kakaknya.
Sukri, sang pengurus rumah, juga tinggal di rumah ini. Dia menempati
sebuah rumah kecil yang terletak dekat dengan gudang, jauh di pekarangan
belakang rumah mereka. Dia lahir dan tumbuh di tanah ini, dan ketika
tanah ini dibeli Krisna dia meminta ijin untuk tetap tinggal disini.
Usianya hamper 40 tahun tapi alam membuatnya terlihat masih berusia
20an. Tubuhnya tinggi kekar dengan kulit sawo matang. Dia merasa senang
bekerja mengabdi pada Krisna dan Maya. Terutama saat berada di dekat
Maya ketika wanita ini berkuda dengan memakai celana jeans ketatnya.
Dalam benaknya dia melihat Maya yang tanpa busana setiap kali berada di
dekatnya. Strata sosial yang membedakan derajat mereka, ataupun Maya
yang juga majikannya tak menghentikan fantasinya untuk menikmati
keindahan tubuh wanita cantik ini di atas ranjang.
Maya memandang kea rah tempat tidur dan Krisna masih terlihat lelap
tidurnya. Dikenakannya kembali baju tidur sutra tipisnya yang beberapa
saat lalu dipakainya untuk membangkitkan gairah suaminya agar bercinta
dengannya. Itu merupakan sebuah baju tidur seksi yang sangat tipis dan
tak mampu menyembunyikan bagian dalam tubuh telanjangnya. Dia berjalan
menuruni anak tangga dab keluar menuju beranda belakang yang mengarah ke
kolam renang.
Suasana malam musim panas ini terasa tenang dan damai di pinggir kolam
renang. Maya sering berada di sekitar kolam renang ini saat malam hari
untuk sekedar duduk-duduk santai melepaskan lelah dan terkadang juga
berenang, dengan tanpa selembar pakaianpun. Krisna pernah
mengingatkannya kalau mungkin saja Sukri melihatnya, tapi Maya tak
peduli. Dia merasa bangga dengan bentuk tubuhnya dan tak merasa ada yang
membuatnya malu dengan keadaannya. Dia tak selalu beranang dalam
keadaan telanjang tapi bikini yang dipakainya juga tak mampu berbuat
banyak untuk menutupi keindahan tubuhnya. Dan Maya juga tahu kalau Adi,
adik iparnya itu juga suka memandangi tubuhnya saat dia mengenakan
bikini. Tapi Adi belum pernah melihatnya beranang telanjang karena dia
menghentikan kebiasaannya tersebut begitu adik iparnya menetap bersama
mereka. Pernah suatu malam Adi menemaninya berenang di malam hari
setelah Krisna pergi tidur dan keduanya berenang bersama..
Pakaian tidur tipi situ membungkus tubuhnya semakin erat saat Maya
merentangkan kedua tangannya dan menghitung bintang bintang yang
bertaburan menghiasi langit hitam di atasnya. Dia baru beberapa menit
berada di luar sini ketika di dengarnya suara mobil Adi memasuki
carport. Dia tahu kalau seharusnya dia bergegas berdiri dan masuk ke
dalam rumah sebelum adik iparnya masuk. Dia tidak telanjang tapi apa
yang menutupi tubuhnya tak bisa menutupi tubuhnya meskipun di bawah
cahaya sinar rembulan. Dia merasa bimbang untuk berbuat apa hingga
akhirnya waktu jadi terlambat saat mobil Adi mulai memasuki tempat
parker yang terletak di samping kolam renang tersebut.
Adi keluar dari dalam mobil dan kemudian membanting pintunya dengan
sangat keras. “Wah wah, kamu pasti sedang sangat marah ya sampai-sampai
pintunya kamu banting begitu.”
Adi terlonjak saking terkejutnya tak menyadari ada seseorang
dibelakangnya di jam selarut ini. “Ya, mbak boleh bilang malam yang
benar-benar sial.” Maya tahu kalau adik iparnya baru pulang dari kencan
dengan kembang sekolahnya. Seorang gadis yang menjadi rebutan dan kabar
burung menceritakan kalau gadis tersebut bisa diajak tidur asal bisa
menaklukkan hatinya, dan malam ini Adi mencoba peruntungannya. Mereka
berdua pernah membicarakan tentang hal ini sebelumnya dan saat Adi akan
keluar malam tadi, Maya juga mendoakan agar dia berhasil.
Maya bangkit dari bangku yang didudukinya dan memberi isyarat pada Adi
untuk mendekat. “Kelihatannya kamu dan aku sedang sial malam ini.
Duduklah sini dan ceritakan bagaimana kencanmu.”
Adi baru saja akan duduk saat dia menyadari betapa tipisnya baju tidur
yang dikenakan kakak iparnya ini. Dia pernah melihatnya memakai bikini
tapi payudara kakak iparnya jauh tampak lebih jelas dengan baju tidur
tipis yang dikenakannya ini dibandingkan saat memakai bikini. “Hey, mbak
terlihat sangat cantik. Bagaimana mungkin mbak punya masalah kalau
pakai pakaian seperti ini?”
Maya melipat kedua lengannya di depan dadanya. “Kamu jangan memandangiku
seperti itu.”
“Rasanya sulit setelah kencan sial malam ini.”
“Ceritakan padaku.”
“Mbak yang cerita lebih dulu apa yang sudah terjadi baru aku ceritakan
apa yang terjadi dengan kencanku.”
“Tak banyak yang bisa kuceritakan. Sudah kusiapkan dinner yang romantis
dengan wine dan lilin. Sudah susah-susah pergi ke salon biar kelihatan
cantik. Pakai pakaian seksi seperti ini dan apa yang kudapatkan? Abangmu
malah pergi tidur meninggalkan aku, end of story.”
“Kalau mbak berdandan seksi seperti ini untuk aku pasti aku tak akan
pergi tidur dan membiarkan mbak sendirian.”
“Ah, kamu hanya coba menghibur aku.”
Adi duduk disamping kakak iparnya. Dia duduk merapat sangat dekat hingga
bisa dirasakan kehangatan tubuh kakak iparnya. “Ceritaku tidak lebih
baik dari mbak. Kencan dengan cewek yang jadi rebutan tapi hasilnya nol
besar. Benar-benar malam yang paling sial minggu ini.”
Maya menyandarkan kepalanya di bahu Adi. “Sepertinya kita berdua jadi
pecundang malam ini.”
Lengan Adi bergerak melingkari bahu kakak iparnya dan merengkuhnya lebih
merapat padanya. “Aku tak tahu soal itu, tapi ini terasa sangat indah
bagiku.” Tangannya bergerak ke bawah dan singgah pada buah dada Maya.
Maya tak menyingkirkan tangan Adi dari dadanya, dia hanya menatap
jari-jari Adi yang mulai bergerak di dadanya dan kemudian memandangi
wajah adik iparnya. “Apa kamu benar-banar baru berumur 18 tahun?”
“Aku cukup dewasa untuk merubah malam yang sebelumnya sial menjadi lebih
baik.” Tangan Adi yang satunya mulai bergerak melepaskan tali yang
mengikat baju tidur kakak iparnya. Segera saja dia menyibak gaun tidur
itu hingga tubuh indah isteri abangnya ini terpampang jelas tanpa
penghalang lagi. Kedua telapak tangannya bergerak ke buah dada Maya dan
meremasnya dengan lembut hingga membuat putingnya mencuat menusuk lembut
telapak tangannya. Kedua tangannya terus memainkan kedua daging kenyal
tersebut sambil matanya menelusuri perut Maya yang rata hingga menuju ke
bawah selangkangan yang dihiasi rambut lebat.
“Kamu cukup dewasa bagi abangmu yang akan membunuhmu kalau dia bangun.”
Maya tak tahu apa yang membuat dirinya membiarkan adik iparnya ini
berbuat seperti ini. Dia sama sekali tidak berusa untuk mencegahnya. Adi
sudah hamper 3 bulan tinggal bersama mereka dan dalam benak Maya sama
sekali tak pernah terlintas pikiran yang berbau seksual terhadap adik
iparnya, hingga sampai malam ini, dan sekarang dia berada hanya berdua
dengannya di pinggir kolam renang ini malam ini dalam keadaan telanjang
seutuhnya dan suaminya sedang tertidur lelap di kamar tidur lantai atas
Dan vaginanya sudah terasa sangat basah oleh gairah.
Bibir Adi mulai bergerak turun menuju bibirnya. Maya mendekatkan
bibirnya tanpa diminta. Bibir Adi menyentuh bibirnya dan mulutnya mulai
membuka. Lidah adik iparnya menyentuh bibirnya dan Maya membuka mulut
untuknya. Adik iparnya sangat mahir memainkan bibirnya dan dia merasakan
ada sebuah perasaan yang sangat mirip antara Adi dan suaminya. Maya
mungkin tak pernah mempunya pikiran seksual terhadap adik iparnya ini
tapi sudah lama Adi memendam hasrat ini dan saat ini dia benar-benar
memanfaatkan kesempatan akan kepasrahan kakak iparnya ini.
Adi bisa mendengar lenguhan lirih Maya saat dia menciumnya. Maya mulai
menggerakkan pinggulnya dan lengannya bergerak meraih tubuh Adi agar
kedua bibir mereka melumat semakin merapat. Adi menyadari kalau kakak
iparnya tak akan menolaknya malam ini dan mungkin saat ini adalah
kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan impiannya selama ini. Malam ini
Maya merasa telah dicampakkan oleh suaminya dikala gairahnya tengah
menyala-nyala dan Adi akan segera menyantap hidangan yang masih hangat
yang tersuguh di hadapannya .
Sebelah tangan Adi bergerak turun ke bawah dan menelusuri kulit perut
Maya yang lembut untuk menyentuh tepian vagina berbulu lebatnya. Kedua
pahanya yang masih merapat erat menahan gerakan jemari Adi. Jemari Adi
terus menggerayangi perut bagian bawahnya disertai lidahnya yang menari
dalam mulut Maya. Akhirnya kedua paha Maya melemas dan mulai bergerak
membuka. Jemari Adi langsung turun kea rah kelentitnya. Begitu
kelentitnya tersentuh jemari Adi, kedua paha Maya membuka semakin lebar.
Akhirnya Maya memberikan ruang seutuhnya pada Adi untuk berbuat
sekehendak hati terhadap daerah paling rahasia dari tubuhnya. Langsung
saja jemari Adi melesak masuk ke dalam.
Maya menjadi teramat sangat basah. Dia sedang berada dalam lingkaran
perasaan yang membuatnya kesulitan untuk membedakan yang sedang
mengeksplorasi tubuhnya ini Krisna ataukah bukan. Keduanya terasa sangat
sama hingga Maya merasa kalau yang sedang menyentuhnya saat ini adalah
Krisna. Nafasnya semakin memburu cepat saat dia merasa tubuhnya
direbahkan ke atas bangku malas ini. Adi merbahkan tubuh Maya dan sekali
lagi bibirnya menuju ke payudara Maya. Ciuman bibirnya menjalar bebas
ke sekujur tbuh kakak iparnya ini. Gaun tidurnya terbuka lebar dan Maya
rebah dengan kedua belah paha terpentang lebar saat jemari adik iparnya
bergerak keluar masuk dalam vaginanya. Maya berada diperbatasan dari
puncak kenikmatannya saat tiba-tiba Adi menghentikan aksinya.
Kedua mata Maya yang semula terpejam rapat langsung terbuka menatap
begitu Adi berhenti. Adi sedang membuka pakaian terakhir yang menutupi
tubuhnya. Batang penisnya mengacung dengan tegak dan keras, terayun-ayun
saat dia berjalan mendekat ke arahnya. Batang penisnya cukup besar dan
panjang. Untuk pertama kalinya Maya menyadari perbedaan di antara
keduanya…
“Stop Adi! Apa yang kamu lakukan?”
“Aku akan membahagiakan mbak malam ini. Pikirkan saja betapa jauh lebih
baiknya perasaan kita berdua setelah semua kesialan yang kita dapat
sebelumnya.”
“Jangan lakukan, please. Aku isteri abangmu dan kalau ini terjadi
mungkin kita berdua tak akan bisa menghentikannya.”
“Aku tak mungkin stop sekarang. Sudah sangat lama menginginkan mbak dan
aku tahu kalau abang sudah tak melakukan PRnya dengan benar.” Maya
merapatkan kedua pahanya untuk mencegahnya. “Ayolah mbak Maya buka
untukku, aku tahu mbak pasti menginginkan juga seperti aku.”
Adi menunduk dan mencium sebuah putting payudara Maya lagi. Lalu dia
berpindah ke mulutnya. Maya membuka mulut untuknya tanpa dipaksa. Adi
menghentikan ciumannya untuk berbisik pada Maya, matanya menatap lembut,
“Bukalah untukku May,… Aku ingin merasakan vaginamu meremas erat
penisku saat kumasuki.” Lalu dia kembali melumat bibirnya.
Untuk pertama kalinya Adi memanggilnya tanpa panggilan mbak, sesuatu
yang tak biasa tapi itu jadi pemicu bagi Maya hingga kalah dalam
pertempuran ini. Maya memang menginginkan batang penis Adi memasuki
tubuhnya. Sudah terlalu lama Maya tidak disetubuhi sesai dambaannya.
Saat ini ada seseorang yang ingin memuaskan dia seperti apa yang pernah
dilakukan suaminya dulu. Maya membuka pahanya. Sebelah pahanya masih
berada di atas bangu dan sebelahnya lagi ditariknya ke atas tubuhnya.
Adi bergerak ke depan dan batang penisnya dengan sendirinya menemukan
jalan masuk. Dengan perlahan didorngnya maju dan kepala penisnya
menyeruak membelah bibir vagina Maya.
Maya akhirnya melingkarkan kedua pahanya pada pinggang Adi dan tumitnya
menancap erat pada pantat adik iparnya ini untuk menariknya masuk
semakin dalam. Perlahan Adi mulai mengisi vagina Maya melebihi apa yang
pernah dirasakannya. Setiap kocokannya Adi membawa mereka berdua semakin
tinggi dan bertambah tinggi. Tak menunggu lebih lama Adi mulai
menyentakkan penis kerasnya seutuhnya hingga ke dasar vagina kakak
iparnya. Adi menghentakkannya dengan sangat keras tapi itulah yang
didambakan Maya. Setiap kali Adi menarik keluar batang penisnya, kedua
kaki menahannya seakan ingin segara melesakkannya ke dalam vaginanya
kembali. Sama sekali tak terlintas dibenaknya kalu kini dia telah
mengkhianati suaminya. Maya hanya meredakan dahaga batinnya dari apa
yang beberapa bulan belakangan ini tak pernah diberikan oleh suaminya.
Tak membutuhkan waktu yang lama bagi keduanya untuk meraih akhir. Adi
memberikan persetubuhan yang cepat, keras dan sedikit kasar pada Maya
seperti apa yang belakangan ini tak didapatkannya dari suaminya. Klimaks
itu berada di puncak bukit di depan mata dan mereka berdua saling
bergegas mendakinya bersama. Dengan berbarengan keduanya mencapainya dan
hanya mulut Adi yang segera melumat bibir isteri abangnyalah yang
mencegah suara jeritan kenikmatan Maya agar tak membangunkan Krisna atau
bahkan Sukri.
Semuanya sudah berakhir dan mereka berdua benar-benar merasa amat
kelelahan. Dengan kepayahan Adi mengangkat tubuhnya yang menindih Maya.
Batang penisnya yang melemas tercabut keluar dari vagina Maya yang
terisi penuh sperma adik iparnya dan mulai meleleh keluar menuruni paha
jenjangnya. Maya bangkit untuk duduk dengan lemas dan Adi duduk di
sampingnya, keduanya masih tanpa pekaian. Maya mulai merasakan
penyesalan dan Adi menyadari hal tersebut. “Jangan menyesali sesuatu
yang terasa sangat indah. Tak mungkin ini sesuatu yang buruk.” Dia
mendekat dan mencium ujung bibir Maya. Maya menatapnya; “Apa benar kamu
baru berumur 18?” Keduanya tertawa pelan dan Maya merasa jauh lebih
baik.
Maya berkata, “Sudah cukup kita menggunakan kesempatan untuk malam ini.
Aku harus kembali ke kamar sebelum Krisna menyadari kalau aku tak ada di
sampingnya. Kita berdua sama-sama menginginkan ini terjadi malam ini
dan aku rasa kita juga sudah mendapatkan apa yang kita mau.” Keduanya
berjalan saling berpelukan menuju ke dalam rumah. Adi masih telanjang
dan membawa pakaiannya di tangannya sedangkan Maya sudah mengenakan gaun
tidurnya kembali. Di pintu belakang Adi memberi sebuah ciuman selamat
malam pada Maya, tak melepaskan ciumannya hingga Mayalah yang akhirnya
menghentikannya. Dalam benak keduanya membayangkan kalau saja malam ini
hanya mereka berdua yang berada di rumah pastilah malam masih akan
teramat panjang. Adi berjalan menuju kamarnya di lantai bawah dan Maya
berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.
Krisna sudah terjaga dan mendapati kalau dia sendirian. Di pikir
isterinya sedang ke kamar mandi dan segera kembali nanti. Dia kembali
tidur tapi beberapa menit kemudian terbangun lagi. Maya masih belum
kembali. Dia tahu kalau kadang-kadang isterinya suka berenang
malam-malam. Dia berjalan menuju ke jendela dan hal yang pertama kali
disaksikannya adalah isterinya, Maya yang sedang berciuman dengan Adi,
adiknya di atas bangku di pinggir kolam renang. Cahaya bulan purnama
membuatnya dapat memastikan hal itu meskipun dalam keremangan malam.
Reaksi pertamanya adalah ingin langsung turun ke sana dan menendang
pantat adiknya. Tapi kemudian sesuatu itu menghantamnya, dia sadar kalau
hal itu penyebabnya adalah karena salahnya sendiri. Dia sadar kalau
telah menampik setiap ajakan isterinya untuk bercinta beberapa bulan
belakangan ini.
Dia tak menginginkannya, tapi dia sudah terlibat dalam hubungan yang
rumit dengan seorang wanita di kantornya dan dia tak mampu untuk
menghentikannya. Susan berumur lebih tua darinya dan bahkan tidak
berwajah lebih cantik dibandingkan Maya. Saat itu dia sedang mabuk di
acara pesta kantornya dan mereka berdua berakhir dalam persetubuhan di
atas meja kerja kantornya. Susan seakan sebuah obat yang tak mampu dia
tolak. Dia mampu memberikan sesuatu yang lebih dengan vaginanya yang
belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mengontrol otot vaginanya
hingga seakan mampu memerah batang penisnya dan hal tersebut tak
dimiliki Maya.
Sejak affair ini terjadi, Susan seakan tak pernah merasa terpuaskan. Dia
menginginkan bersetubuh setiap waktu dan dimanapun tempatnya jika
memungkinkan. Dan itulah yang membuatnya selalu kelelahan saat pulang ke
rumah. Jadi, ketika Krisna melihat adiknya sedang mencium isterinya dan
mulai menyetubuhinya, yang mampu dilakukannya hanya melihat. Dan yang
lebih mengejutkannya adalah ternyata penisnya menjadi sangat ereksi saat
melihat hal itu.
Krisna bukanlah satu-satunya orang yang menyaksikan dengan menahan nafsu
perselingkuhan antara Maya dan Adi. Sukri sudah melihat saat Maya
keluar dari pintu belakang dan duduk di atas bangku itu. Dengan
bersembunyi di kegelapan malam dia sudah menanti kedatangan Maya,
sebelumnya dia sudah pernah menyaksikan nyonya majikannya itu berenang
dengan telanjang, dan malam ini dia berharap hal itu terulang kembali.
Dia menyaksikan saat Adi dating dan kemudian mulai menyetubuhi nyonya
majikannya yang cantik itu. Sejak pertama kali bertemu, Sukri sudah
menginginkan Maya. Dia adalah wanita tercantik yang pernah dia temui.
Meskipun dia sadar betapapun dia mengharapkan, hal itu tak akan
terwujud. Dan dengan kejadian yang dia saksikan malam itu memberinya
sebuah harapan untuk mewujudkan impiannya.
Dengan hati riang Maya mengayunkan pinggul menapaki tangga menuju kamar
tidurnya. Untuk pertama kali sejak beberapa bulan birahi dan vaginanya
terpuaskan. Saat dia membuka pintu kamar dia mendapati Krisna di atas
ranjang. Selimutnya sudah terlempar di atas lantai dan dia rebah dengan
batang penis yang ereksi.
“Waktu aku bangun kamu tidak ada. Aku pikir kamu segera kembali dan aku
ingin menuntaskan apa yang kita awali sebelumnya. Sorry, belakangan ini
aku sering kecapekan dan mengabaikan kamu. Kemarilah dan ijinkan aku
menebusnya.”
“Aku mau ke kamar mandi dulu.”
“Jangan, tak usah. Aku mungkin tak bisa menahan lebih lama lagi kalau
kamu ke kamar mandi dulu.”
Maya sadar jika dia menuruti kemauan suaminya untuk bercinta sekarang,
Krisna akan merasakan sperma adiknya di dalam vaginanya. Krisna tak
memberinya kesempatan untuk berpikir, dia berdiri merengkuh tubuh Maya
kedalam pelukannya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam sebelum
merebahkannya ke atas ranjang. Segera dilepaskannya tali gaun tidur itu
dan menyibaknya lebar hingga tubuh isterinya terpampang jelas di
hadapannya. Dia bergerak di antara paha Maya dan sedetik berikutnya
penisnya merangsak masuk ke dalam vagina Maya yang baru saja disetubuhi
Adi.
Dengan mudah penisnya masuk ke dalam. “Kamu sangat basah malam ini. Aku
akan memanjakan dan memuaskanmu.” Krisna menyetubuhinya dengan keras dan
cepat membuat batang penisnya bergerak mengaduk sperma adiknya. Dia
tahu penyebab kenapa Maya sangat basah dan bukannya hal itu membuatnya
marah tapi sebaliknya. Batang penisnya terasa sangat keras dan dia ingin
mengantarkan Maya ke puncak terlebih dahulu sebelum dia menyemburkan
spermanya sendiri.
Maya sangat bahagia dengan cara suaminya menyetubuhinya sekarang ini.
Dia suka dengan foreplay yang panjang dan seksi saat bercinta tapi
begitu penis suaminya memasuki vaginanya dia ingin Krisna tak
menyia-nyiakan waktu lebih lama lagi dan segera menyetubuhinya bukannya
sekedar bercinta dengannya. Meskipun setelah baru saja melakukan
hubungan seks yang panas dengan Adi, Maya masih menginginkan yang lebih
lagi dari Krisna. Maya sadar kalau suaminya bisa merasakan sperma Adi di
dalam vaginanya tapi selama Krisna tak tahu apakah itu, maka hal
tersebut tak menjadi masalah baginya. Bersama mereka berdua menggapai
puncak kenikmatan.
Krisna menyemburkan spermanya di dalam wanita yang sangat dicintainya
ini seiring gemuruj orgasme yang sedang dirasakan Maya dan membuat
dinding vaginanya memerah setiap tetes cairan cinta dari suaminya.
Hubungan seks ini terasa sangat memuaskan bagi Krisna dan dia berfikir
apakah ini karana dia baru saja menyaksikan adiknya sendiri menyetubuhi
isterinya ini.
Maya tak peduli apa yang menyebabkan ini jadi terasa sangat nikmat
kembali dia hanya merasa sangat bahagia karena Krisna sudah kembali
seperti dulu lagi. Mungkin dia bisa menyetubuhi Adi kapanpun dia mau,
tapi bagaimanapun juga dia tetap membutuhkan suaminya sendiri.
Maya bangun kesiangan esok paginya. Krisna sudah berangkat kerja dan Adi
sudah pergi ke sekolah. Samar-samar dia ingat saat Krisna memberinya
ciuman sebelum berangkat kerja tadi. Dia berguling dan dapat merasakan
sisa sperma yang keluar dari vaginanya. Setelah Krisna selesai malam
tadi, Maya sudah tak punya tenaga lagi untuk membersihkan diri. Mandi
adalah hal pertama yang paling ingin dia lakukan hari ini. Seusai mandi
dan membersihkan diri di wajahnya masih terlukis sebuah senyum oleh
peristiwa semalam. Dia sadar kalau semestinya dia merasa bersalah dan
menyesal tentang Adi tapi entah kenapa dia tak mampu untuk itu. Untuk
pemuda berusia 18 tahun, Adi sungguh memahami benar bagaimana caranya
membahagiakan seorang wanita.
Maya tak tahu apa yang terjadi pada Krisna. Setelah beberapa bulan
belakangan berlangsung dengan hubungan seksual yang sangat sangat jarang
sekali dan tanpa gairah, tiba-tiba saja dia berubah seakan tak pernah
tercukupi semalam. Maya sungguh berharap apapun yang mengganggu pikiran
suaminya selama ini sudah terselasaikan.
Menjelang siang dia sudah selesai sarapan dan sekaligus membersihkan
sisa piring kotor yang ditinggalkan oleh Krisna dan Adi di dapur dan
bersiap untuk pergi ke kolam renang. Dia heran kenapa Pak Sukri belum
kelihatan hari ini. Jika saja orang tua itu tidak kerja hari ini dia
akan menikmati sinar matahari seutuhnya. Merasa tak pasti akan hal
tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk memakai bikini saja. Meskipun
tetap saja bikini yang dikenakannya masih tak mampu menutupi seluruhnya
tapi setidaknya dia tidak telanjang jika ternyata Pak Sukri datang agak
siangan lagi. Maya sudah melihat bagaimana cara lelaki yang sudah lama
ditinggal mati isterinya itu melihat dirinya,ada suatu yang membuatnya
berdesir entah apa.
Dia berenang beberapa putaran seperti yang biasa dilakukannya setiap
pagi sebelum akhirnya naik dan rebahan di atas bangku santai yang
dipakainya bersama Adi semalam. Tak mampu dicegahnya untuk memikirkan
peristiwa dengan adik iparnya tersebut, dan bagaimana dia merebahkannya
di atas bangku ini dan memberikannya sebuah persetubuhan yang sangat
menggairahkan. Puting susunya menjad sangat keras ketika
membayangkannya. Dia tak tahu bagimana nanti menghadapi Adi setelah
kejadian semalam, tapi yang pasti dia tahu kalau mereka berdua harus
berhati-hati kalau ada Krisna. Dia juga merasa jika Adi akan
menginginkannya lagi dan Maya merasa kalau dia juga tak ingin
menghentikan adik iparnya.
Baru saja dia hampir terlelap saat ada sebuah bayangan menghamiprinya,
membuatnya terbangun dan saat dia membuka matanya dilihatnya Sukri sudah
berdiri di sampingnya. Dengan cepat dia bangkit. “Oh, selamat pagi Pak
Sukri, aku baru saja mau tertidur. Ada keperluan apa Pak?” Maya tahu
biasanya orang ua ini jarang sekali masuk ke dalam area rumahnya kecuali
untuk mengerjakan pekerjaannya. Ada sesuatu pancaran di matanya yang
belum pernah dilihat Maya sebelumnya. Sebuah tatapan mata yang sering
dilihatnya dari para lelaki yang menginginkannya. DIa bersukur telah
memakai bikini tapi saat ini dia berharap memakai yang lebih lagi.
Handuk yang tadi dibawanya telah dijatuhkannya dipinggir kolam di sisi
yang lain sebelum dia terjun ke kolam tadi.
“Nyonya Maya, saya ingin bicara dengan anda.” Maya hendak berdiri dan
berkata, “Baiklah Pak Sukri, ada keperluan apa?”
Tangan Sukri menahan bahu Maya agar tak berdiri. Ini mengejutkan Maya.
Ini pertama kalinya orang tua ini menyentuhnya. Dia kembali duduk dan
menatap matanya. Dia tak ingin orang tua ini tahu kalau dia merasa takut
terhadapnya.
“Saya hanya ingin ketemu anda dan mebicarakan sebuah perundingan dengan
anda”
“Perundingan macam apa maksud anda?”
“Saya tak tahu lagi harus bagaimana kecuali langsung menemui anda dan
membicarakannya. Saya sudah memperhatikan anda sejak pertama kali anda
pindah kemari. Anda adalah wanita tercantik yang pernah saya lihat. Saya
sangat ingin bercinta dengan anda setiap kali saya melihat anda. Saya
sadar kalau itu hanya harapan yang sia-sia belaka hingga semalam.
Kemudian saya melihat anda dan mas Adi dan saya tahu kalau akhirnya tiba
waktunya harapan saya itu akan terkabul.”
Maya merasa seakan tubuhnya diguyur oleh air dingin. Lelaki paruh baya
ini telah melihatnya dengan Adi semalam dan kini dia menginginkan hal
yang sama juga. Yang terlintas di pikirannya saat ini adalah segera lari
dari sini dan menyingkir jauh-jauh.
“Saya tak mengerti maksud anda. Apa yang saya lakukan dengan Krisna atau
Adi atupun orang lain adalah urusan saya.” Dia mencoba untuk berdiri
lagi dan kembali Sukri mendorongnya duduk, kali ini dengan lebih keas
lagi.
“Saya tahu kalau itu adalah urusan anda tapi bagaimana kalau Tuan Krisna
tahu anda sudah tidur dengan adiknya?”
Maya tak mungkin dia membiarkan Krisna tahu tentang perbuatannya dengan
Adi, Maya sadar kalu dia tak bisa berbuat apa-apa. Jika kejadiannya
dengan pria lain dan bukannya dengan adik suaminya mungkin saja tak
seburuk ini. Mungkin dia bisa menangis dan memohon ampun pada Krisna dan
suaminya itu mungkin saja mau memaafkannya, tapi tak mmungkin kalau
kejadiannya dengan. “Anda mau apa?”
“Saya menginginkan anda, dan saya menginginkan anda seperti Adi
mendapatkan anda tadi malam. Anda menuruti dan saya akan melupakan apa
yang telah saya lihat semalam.”
“Dan kalau saya tidak melakukan apa yang anda mau apa yang bisa anda
lakukan? Ini hanya akan jadi sebuah cerita karangan anda saja.”
“Saya sudah mengira kalau anda akan berkata seperti ini. Saya sudah
menyiapkan beberapa foto yang akan menjadi bukti cerita saya itu.” Sukri
sadar kalau soal foto itu hanyalah karangannya saja, tapi dia yakin
kalau Nyonya majikannya ini tak tahu akan hal itu.
Maya sadar kalu dia telah kalah. Dengan adanya foto tersebut tak mungkin
dia bias membantah tentang perbuatannya dengan Adi kepada Krisna.
Wajahnya tertunduk dan Sukri tahu kalau wanita di hadapannya akan
memberikan apa yang dia maus.
“Kapan?”
“Sekarang, sudah terlalu lama aku menunggu. Berdiri dan segera masuk ke
dalam rumah. Saat saya menikmati tubuh anda saya ingin melakukannya di
atas kasur yang lembut dan empuk agar bisa benar benar merasakan
nikmatnya.” Sukri memberi tanda agar dia berdiri dan Maya mematuhinya.
Dengan perlahan dia berjalan menuju ke dalam rumah. Sempat terlintas
dibenaknya untuk lari dan mengunci pintunya tapi dia sadar kalau lelaki
di belakangnya ini akan menceritakan semuanya kepada Krisna dan
pernikahannya akan.
Begitu memasuki rumah Sukri langsung menutup pintu dan sekaligus
menguncinya. Maya berhenti tapi segera Sukri menggiringnya menuju kamar
tidur. Maya bermaksud melewati kamar tidurnya dan menuju ke kamar tamu.
Sukri menghentikannya dan berkata, “Tidak, saya ingin di ranjang anda.
Saya ingin menyetubuhi anda di tempat suami anda melakukannya setiap
waktu.”
Maya memasuki kamarnya. Ranjang itu telah dirapikannya dan seprei serta
selimutnya sudah diganti dengan yang bersih setelah terpakai semalam.
Sukri menarik selimutnya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian dia
rebah ke atas kasur empuk itu dengan tangan di bawah kepalanya. Dia tahu
kalau Maya tidak bias lari ke manapun lagi dan dia ingin benar-benar
menikmati waktunya bersama nyonya majikannya yang cantik ini. Dia
berdiri dengan berkacak pinggang. “Lepaskan bajuku.”
Maya sadar dia tak punya pilihan lagi. Dia mendekat. Diraihnya bagian
bawah baju Sukri dan mengangkatnya melewati kepalanya. Lelaki paruh baya
ini jauh lebih tinggi darinya hingga membuat dia hampir menyentuh
tubuhnya saat melepaskan baju itu. Maya melemparkan baju tersebut ke
atas kursi. Maya sudah pernah melihat tubuh Sukri yang kekar tanpa baju
saat bekerja di kandang kudanya, dan dalam jarak sedkat ini dia semakin
melihat betapa Sukri memiliki bentuk tubuh yang besar dan tegap.
“Sekarang, buka bikini atas anda.”
Untuk sejenak Maya bimbang dan kemudian tangannya bergerak ke belakang
tubuhnya untuk melepaskan bikini atasnya. Dia melepasnya melewati
bahunya dan berusaha menutupi. “Turunkan tangan anda, saya ingin
melihatnya dengan jelas.” Maya melemparnya ke kursi menyusul baju Sukri
dan sekarang dia berdiri di depa Sukri dengan payudara yang terpampang
tak berpenutup. “Ke sini.” Tangan Sukri tejulur ke depan dan menarik
tubuh Maya mendekat. Maya berusaha untuk mundur tapi Sukri
mencengkeramnya dengan erat. Maya sadar kalau dia harus mematuhi semua
kemauan lelaki paruh baya ini.
Batang penis Sukri mengeras dengan sempurna saat payudara Maya
terpampang seutuhnya. Tak sabar dia untuk merasakan daging membusung itu
dengan tangan dan mulutnya. Sukri mundur sedikit sekedar untuk
mempertimbangkan apa yang pertama kali akan dilakukannya pada isteri
majikannya ini. Dia ingin langsung menerkamnya tapi dia lebih ingin
kalau wanita ini yang merengek memohon padanya. “Mendekatlah, biar
puting anda menyentuh dada saya.”
Maya merasa tegang menyadari kontak yang sebentar lagi akan terjadi.
Payudaranya sangatlah sensitif fan dia sadar kalau lelaki ini ingin
membuatnya jadi terangsang. Dia meyakinkan dirinya kalau dia tak akan
membiarkan lelaki ini merasa puas telah dapat menjadikan dirinya
menikmati pemaksaan ini. Dia mendekat seperti yang dipinta Sukri.
Putingnya hanya menggesek otot di dada Sukri, tapi tubuhnya bereaksi
berlawanan dengan kehendak pikirannya. Putingnya langsung mulai mengeras
karena sentuhan itu.
Sukri menatap ke bawah pada payudara putihnya yang baru saja bersentuhan
dengan dadanya yang coklat kehitaman. Dia sangat ingin melumat dengan
mulutnya tapi dia mencoba untuk sabar menunggu. “Buka mata anda. Lihat
saat susu anda menyentuh saya. Putingnya langsung mengeras. Saya tahu
kalau anda ingin segera disetubuhi?”
“Tidak, aku ingin menghentikan ini.”
“Lepaskan celana saya.” Maya diam saja.
“Sekarang, jangan sampai membuat saya menunggu.” Maya sedikit mundur
untuk meraih sabuknya tapi Sukri menarik tubuhnya hingga merapat
padanya. Maya sadar kalau lelaki paruh baya ini ingin agar putingnya
tetap menggesek kulitnya saat dia melepaskan celananya.
Setelah dia buka sabuk itu, kemudian diturunkannya celana dan celana
dalamnya sekaligus itu melewati pinggang Sukri. Maya mengalami sedikit
kesulitan saat melakukannya karena gundukan keras diselangkangan Sukri,
tapi akhirnya dia berhasil melepaskannya. Batang penis Sukri terbebas
lepas dari dalam celana dalamnya begitu penutupnya terbuka. Maya bisa
merasakan daging keras tersebut menghantam kulit perutnya saat dia
menurunkan celana Sukri. Maya harus membungkukkan tubuhnya untuk
melepasnya, gerakannya itu membuat putting dan payudaranya semakin
mengeras. Ketika akhirnya Maya berhasil menurunkan celana Sukri hingga
mata kakinya, btang penis itu jadi menggesek payudaranya. Batang itu
tepat di depan matanya kini dan dia melihat dengan terperanjat akan
batang penis terbesar yang pernah dilihatnya seumur hidupnya. Warnanya
sangat gelap coklat keunguan. Bahkan ini lebih besar dan panjang dari
penis Adi. Vaginanya langsung saja menjadi lebih basah dan keteguhan
hatinya untuk tak membiarkan dirinya larut di dalam gairah saat ini
menjadi pudar.
Sukri tetap menahan tubuh Maya agar terus menghimpitnya. Dapat
dirasakannya kalau putting nyonya majikannya ini semakin bertambah keras
saja. Sukri membungkuk untuk meraih pinggul Maya dan melepaskan bikini
bagian bawahnya. Sebelum dia berlutut untuk melepaskan kain terakhir
itu, tangan Sukri bergerak ke selangkangan Maya untuk meraba vaginanya.
Hal tersebut mengakibatkan sebuah sengatan listrik bagi Maya saat tangan
Sukri menyentuh kelentitnya dan sekaligus memeriksa sudah sebasah
apakah dia kini. Sukri sangat mengerti kalau tinggal selangkah lagi Maya
akan memohon padanya untuk segera menyetubuhinya. Sukri berlutut dan
menarik lepas bikini bawah itu dan Maya melangkah keluar dari pakaian
terakhir yang dikenakannya tanpa disuruh lagi. Vaginanya yang berambut
lebat itu tersuguh tepat di depan wajah Sukri dan dia tak menyia-nyiakan
barang sedetikpun untuk menikmati madu birahi yang sudah mulai meleleh
turun di paha Maya. Lidahnya menyentuh setiap titik sensitive di vagina
itu yang dia tahu. Maya tak mampu mencegah tangannya agar tak mendorong
kepala Sukri agar semakin terbenam dalam selangkangannya. Maya ingin
agar lidah lelaki paruh baya di bawahnya ini terbenam sedalam-dalamnya
saat jemarinya mempermainkan kelentitnya. Tak ayal lagi paha Maya mulai
bergetar.
Sukri berhenti lalu berdiri. “Apa nyonya sudah siap untuk naik ke
ranjang sekarang?”
Maya tak menjawab tapi reaksinya berbicara lebih keras dari jawaban yang
mungkin keluar dari dalam mulutnya. Dia naik ke atas ranjang dan
memberi ruang untuk Sukri, dan Sukri segera menyusulnya dan bergerak di
antara paha Maya. Birahi Maya setinggi saat bersama Adi kemarin malam.
Dia ingin disetubuhi sebanyak-banyaknya. Dia tak peduli kalau ini adalah
pengurus rumahnya yang akan memasukinya. Dia hanya ingin agar vaginanya
terisi penuh dan yang aada saat ini hanyalah lelaki paruh baya ini.
Maya membuka lebar-lebar kakinya untuk Sukri. Dia melihat Sukri hanya
menatapi vaginanya yang berambut lebat dan dia segera menarik maju tubuh
Sukri. Kepala penisnya langsung menyentuh bibir vagina Maya dan salah
satu tangan Maya langsung menggenggamnya untuk menempatkan kepintu
masuknya.
Sukri tahu kalau Maya sudah dalam kekuasaannya sepenuhnya sekarang. Dia
membiarkan Mayalah yang membimbing batang penisnya untuk masuk. Dapat
dia rasakan kehangatan dari vagina Maya di kepala penisnya dan dia sadar
kalau dia akan segera mengalami sebuah pengalaman yang sangat tak
mungkin dilepaskannya. Kepala penisnya hanya baru masuk setengahnya
kemudian dia menghentakkan pinggulnya hingga kepala penisnya merangsak
masuk membaelah bibir vagina nyonya majikannya ini. Tak ada yang mampu
menghentikannya memasukkan batang penis coklat tuanya yang besar itu ke
dalam vagina wanita cantik yang kaya ini sekarang.
Dia menaikkan kedua paha Maya ke atas bahunya agar membuka seutuhnya.
Tanpa ragu dia mengayun tanpa henti hingga ke dasar vagina Maya. Maya
menjerit kesakitan saat penis Sukri menyodoknya hingga ke mulut
rahimnya. “Stop! Hentikan! Kamu akan membunuhku! Keluarkan! Tidak,
Jangan bergerak! Jangan bergerak sedikitpun!” Sukri menghentikan
gerakannya hingga Maya berhenti berteriak. Dia baru sadar kalau tak
seharusnya berbuat sangat kasar tapi dia tak mampu menahannya.
Sekarang Maya memang sudah sangat mengharapkan batang penis besar dan
panjang itu di dalam vaginanya tapi bukan dengan cara seperti ini.
“Jangan bergerak kamu *******!” Dia mencoba mengambil nafas karena
serangan brutal yang terjadi pada tubuh mudanya ini. Belum pernah ada
seseorang yang menyakitinya seperti Sukri sekarang ini dan bahkan rasa
sakitnya melebihi ketika keperawanannya direnggut Krisna dulu. “Diam
saja. Rasanya sangat sakit meskipun mau kamu cabut. Kena juga kamu mesti
melakukannya dengan sangat kasar sekali? Kamu tahu kalau aku sudah siap
untukmu tapi kenapa kamu mesti sangat kasar? Kamu telah menyakiti aku.”
“Saya minta maaf.”
“Maaf persetan, tidak heran kamu mesti memaksa seorang wanita untuk
melayanimu. Biarpun kamu punya penis yang hebat tapi kamu sangat tak
tahu bagaimana menggunakannya.”
“Saya hanya tak mampu menahan diri. Saya sudah terlalu lama menginginkan
hal ini terjadi.”
“Diam saja dulu sejenak. Rasa sakitnya sudah mulai berkurana sekarang.”
Setelah rasa sakit tak terperi yang telah diberikan Sukri, perlahan rasa
sakit itu mulai berganti dengan sebuah rasa yang lebih membuai. Tubuh
Sukri yang besar menindih dan menutupi seluruh tubuh Maya di bawahnya
tapi itu sama sekali bukan sesuatu yang mengganggu perasaan Maya tapi
sebaliknya. “Kalau kamu mau menyetubuhiku maka lakukanlah dengan benar.”
Maya menarik kepala Sukri ke payudaranya dan Sukri tahu kalau Maya
ingin agar dia mencium payudaranya itu. Kali ini dia benar-benar
menikmati waktunya dengan menghisap putingnya perlahn secara bergantian.
Kemudia dia naik ke mulut Maya. Bibir Sukri menyentuh bibir Maya dan
Maya membuka mulut untuknya. Lidah Sukri memasuki mulutnya dan lidah Mya
bertemu dengan lidahnya, saling melilit dalam tarian lidah yang panas
hingga vaginanya mulai terasa normal kembali. Dia ingin agar Sukri
bergerak perlahan hingga dia bisa menyesuaikan dengan ukurannya.
Semuanya jadi berbalik sekarang. Tak ada lagi pihak yang dipaksa. Maya
menginstruksikan apa yang harus dilakukannya dan bagaiman dia
menginnginkannya terjadi. Tak lama kemudian Sukri mengocokkan batang
penisnya keluar masuk ke dalam vagina Maya dan Mya mengimbangi setiap
ayunan Sukri dengan goyangan pinggulnya. Sukri tak mampu bertahan lebih
lama lagi. “Saya tak bisa menahannya lagi, saya harus keluar sekarang.”
“Aku juga sudah siap kalau kamu siap sekarang.” Sukri mulai bergerak
dengan cepat dan semakin bertambah cepat. Maya bersamanya sepenuhnya,
vaginanya kini terasa sangat nikmat karena terisi oleh batang penisnya
yang tak menyisakan ruang sedikitpun. Akhirnya Sukri sampai pada batas
akhirnya dia mengangkat pantat Maya merapatkan vaginanya hingga membuat
seluruh batang penisnya terbenam ke bagian terdalam dari vagina Maya.
Sukri berhenti bergerak saat dia memberi Maya semburan spermanya. Saat
Sukri memuntahkan spermanya, beriringan pula datangnya dengan klimaks
Maya yang melandanya. Dapan panasnya itu seakan lelaki paruh baya ini
tak berhenti berejakulasi.
Setalah semuanya mereda Sukri masih berada di atas tubuh Maya
menciptakan sebuah pemandangan yang kontras. Tubuh muda putih molek
tertindih tubuh tua kekar berwarna coklat tua. Sukri tiada henti melumat
bibir dan payudara Maya. “Untuk sesuatu yang awalnya buruk, ini lumayan
hebat juga. Aku yakin kalau kamu tak pernah berpikir untuk menggunakan
kondom?” kata Maya. Dari pancaran sinar matanya, Maya tahu kalau kata
kondom sangat jauh dari benak Sukri.
Belum lama berselang, penis Sukri kembali mengearas. Kali ini dia sangat
menikmati waktunya untuk merasakan setiap kenikmatan dari tubuh Maya.
Itu menjadikan Maya mendapatkan hadiah klimaks berkali-kali sebelum
akhirnya Sukri menyemburkan spermanya untuk yang kedua kalinya ke dalam
vaginanya lagi.
Mereka berdua bercinta, bersetubuh dan saling mengeksplorasi seluruh
tubuh masing-masing dalam sisa waktu hari ini. Kontras warna diantara
mereka malah semakin membuat birahi keduanya terbakar. Hingga hampir
tiba waktunya jam pulang Adi dari sekolahnya saat terakhir sesi
persetubuhan mereka hari ini. Keduanya saling mengerti bahwa ini
hanyalah awal dari banyak hari lagi nantinya bagi mereka berdua untuk
mengulangi pertarungan birahi mereka. Keduanya juga tahu hal ini adalah
sebuah rahasia yang harus saling mereka simpan rapat-rapat. Kalau sampai
Adi ataupun suaminya tahu akan hal ini maka habislah mereka berdua,
Krisna akan menceraikan Maya dan tentu saja mengusir mereka berdua dari
rumah ini.
Maya baru saja selesai mandi dan merapikan kamar tidurnya saat Adi
pulang. Sukri sudah lama kembali ke tempatnya dan melakukan pekerjaannya
yang seharusnya dilakukannya pagi ini. Hal yang paling ingin dia dengar
adalah jika Krisna tahu akan peristiwa ini dan jadi marah besar hingga
memecatnya. Dia ingin berada di rumah ini lebih lama lagi dan menikmati
keindahan tubuh dari isteri Krisna yang putih mulus dan cantik itu.
Adi berusaha sebisanya agar bisa pulang ke rumah secepat-cepatnya agar
punya waktu yang lebih bersama Maya sebelum abangnya pulang kerja. Dia
masuk ke rumah tepat ketika Maya keluar dari dalam kamar. Rambutnya
masih basah sehabis mandi dan putting payudaranya nampak menrawang
dibalik blouse yang dikenakannya. Celana pendek yang dipakainya sangat
longgar dan pendek memperlihatkan paha jenjangnya yang putih. Ketika
keduanya bertemu, Adi berhenti di depannya. Ada sesuatu yang kelihatan
berbeda dari diri Maya hari ini. Adi kira itu karena efek dari kejadian
semalam bersamanya.
Dia menatap Maya tepat di matanya sebelum kemudian meraihnya ke dalam
pelukannya. Maya menahan tubuh Adi dengan tangannya, bukannya dia tidak
ingin dipeluk adik iparnya ini, dia hanya tak ingin kalau Adi tahu bahwa
dia baru saja habis bersama lelaki. Setidaknya tidak sekarang ini.
“Stop Adi. Abangmu akan segera pulang dan dia tak boleh menemukan kita
seperti ini.”
“Dia baru pulang beberapa jam lagi. Apa kamu tidak suka dengan apa yang
kita lakukan semalam?”
“Ya, aku sangat senang melakukannya dengan kamu meskipun seharusnya itu
tak boleh terjadi. Kalau Krisna mendapati kita bersama kamu akan diusir
dan mungkin aku akan diceraikan. Kita hanya butuh berhati-hati.”
Adi tak suka ditolak tapi dia sadar kalau mereka harus berhati-hati. Dia
hanya ingin bersama kakak iparnya ini agar bis menikmati tubuh moleknya
kembali. “Kapan kita bias bersama lagi?”
Sura pintu mobil yang ditutup menyelamatkan dia dari pertanyaan Adi. Dia
melepaskan diri dari pelukan Adi dan melangkah kea rah pintu. “Masuk ke
kamarmu, aku mau lihat siapa yang datang.”
Pintunya sudah terbuka terlebih dulu sebelum Maya sampai. Yang datang
ternyata Krisna dan dia pulang kerja jauh lebih awal dari biasanya.
Sepanjang hari ini dia terus membayangkan tentang kejadian antara isteri
dan adiknya semalam. Meskipun sebuah quickie dengan Susan di kantornya
sudah mampu meredakan batang penisnya yang tegang terus, tapi dia tetap
tak mampu menyingkirkan bayangan itu dari dalam kepalanya. Dia meminta
ijin pada atasannya untuk pulang lebih awal hari ini. Dia ingin
bersetubuh dengan isterinya sebelum adiknya pulang dari sekolah.
“Ada apa kok abang pulang lebih awal?”
“Aku hanya ingin bersamamu sebelum Adi pulang.”
“Abang terlambat, dia baru saja pulang dan sekarang sudah ada di dalam
kamarnya. Abang kenapa sih kok tiba-tiba berubah seperti ini? Beberapa
bulan belakangan abang sering terlalu capek terus untuk memperhatikan
aku, lalu kemarin malam dan sekarang abang ingin cepat-cepat naik ke
ranjang.”
Krisna tak tahu harus menjawab bagaimana. “Mungkin nanti malam kita bisa
pergi tidur lebih awal lagi.”
Maya tersenyum sambil menggesekkan payudaranya ke dada suaminya dan
merasakan penis Krisna yang tegang dan menekan erat ke tubuhnya. Dia
menurunkan tangan untuk membelainya. “Tetap pertahankan ini seperti ini
dan kita pasti akan segera mendapatkan waktu untuk mengurusnya nanti.”
Sisa hari ini berjalan normal seperti biasanya. Kedua penis kaka beradik
ini terus tegang disepanjang sore ini setiap kali dia berada di dekat
salah satu dari mereka. Maya sanagat menikmati efek yang dia hasilkan
pada mereka berdua. Dia sama sekali tak mencegah jika salah satu dari
mereka merabanya saat yang satunya tak melihat. Dia tahu kalau hal itu
akan semakin membakar birahi mereka berdua.
Saat tiba waktunya untuk tidur Maya sudah siap untuk sebuah persetubuhan
yang berikutnya lagi. Sekarang suaminya sudah tak akan tahu kalau
vaginanya telah dipakai penis Sukri yang besar siang tadi. Krisna
langsung menerkamnya begitu merka sudah berada dalam kamar. Dengan cepat
Krisna melucuti pakaian Maya. Dia merasa cembutu telah membiarkan Adi
menyasikan seluruh keindahan lekuk tubuh isterinya tapi dilain sisi hal
itu semakin membakar gairahnya. Dia tak mengerti kenapa hal itu sangat
membuatnya terangsang. Menemukan keduanya bersetubuh kemarin malam
membuatnya sangat ingin menyetubuhi isterinya lagi dan lagi.
Maya tak tahu apa yang merubah suaminya tapi dia tak mau memusingkan hal
tersebut. Dia sangat bahagia hubungan seks dianra merka sudah berubah
panas seperti biasanya dan dia sudah sangat merindukannya beberapa bulan
belakngan ini. Biarpun setelah persetubuhan yang demikian hebatnya
bersama Sukri siang hari tadi, tidaklah meredakan gairahnya untuk
suaminya. Dia juga tak tahu kenapa dirinya setelah mengalami seluruh
persetubuhan disepanjang hari ini, dia masih siap dan sangat
menginginkan agar suaminya mengisikan seluruh spermanya ke dalam vagina
mudanya. Tiga orang lelaki berlainan selama kurang dari satu hari hanya
semakin membuatnya menginginkan yang lebih lagi.
Persetubuhan mereka sangat liar dan menggairahkan selayaknya ketika
pertama kali mereka menikah dahulu. Dua kali Krisna membawanya ke puncak
kenikmatan sebelum akhirnya dia sendiri mendapatkan klimaksnya. Maya
merasa sangat kelelahan saat suaminya selesai dan menggulingkan tubuh di
sampingnya. Saat berangkat kea lam mimpi dia adalah seorang wanita yang
sangat terpuaskan.
***
Maya terbangun keesokan harinya saat mentari mulai terbit, lalu mulai
menyiapkan sarapan untuk Krisna dan Adi. Senyum ceria selalu terukir di
wajahnya saat dia memasak pagi ini. Dia merasa tak perlu bersusah payah
berpakaian. Dia hanya mengenakan pakaian tidur pendek yang tak begitu
mampu menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari mata lelaki. Senyum
lebarnya tetap tekembang ketika kedua lelaki ini menyantap sarapannya
membuat Krisna merasa sangat bahagia karena tahu bahwa dialah yang
membuat isterinya tersenyum manis pagi ini.
Mereka berdua menghabiskan sarapannya kemudian Maya memberi ucapan
selamat jalan bagi keduanya. Adi yang berangkat sekolah dan Krisna pergi
ke kantor. Dia membari Krisna sebuah pelukan dan ciuman bibir singkat
dan sebuah pelukan untuk Adi. Maya tak mau memberi yang labeih pada Adi
dengan keberadaan Krisna disamping mereka. Dapat dilihatnya pancaran
kekecewaan di mata Adi saat dia berjalan keluar.
Baru saja keduanya masuk ke dalam mobil masing masing untuk berangkat,
Adi melompat keluar dan kembali lagi ke dalam rumah. “Bukuku
ketinggalan.” Dia memasuki rumah saat Krisna keluar ke jalan.
Krisna menerka-nerka apa rencana adiknya lalu dia menepikan mobilnya dan
menunggu. Lima menit kemudian Adi lewat tanpa tahu akan keberadaannya.
Krisna mengira-ngira apa yang sudah merka lakukan saat adiknya kembali
ke dalam rumah tadi. Penisnya jadi mengeras memikirkan hal tersebut. Dia
merasa agak kecewa saat adi lewat tadi dan disaat yang sama merasa lega
karena tak ada yang terjadi diantara isteri dan adiknya. Disepanjang
hari penisnya terus mengeras saat memikirkan isteri dan adiknya. Sekali
lagi dia berusaha menemui Susan untuk pelepasan beberapa menit. Dia tahu
ini hanyalah meunggu waktu bagi Susan utuk berpindah ke pelukan lelaki
lain nantinya. Dia senang pada akhirnya hal ini akan segera berakhir.
Hampir saja dia kehilangan isterinya hanya karena tak mampu berkata
tidak pada Susan.
Ketika Adi kembali lagi ke dalam rumah dia memang punya maksud. Maya
berbalik saat melihat Adi kembali. “Ada yang ketinggalan?”
“Ini.” Langsung didekapnya tubuh Maya dan melumat bibirnya. Maya tak
melawan dan membalasnya dengan membuka mulutnya untuk lidahnya yang
mendesaknya. Tangan Adi menelusup ke balik gaun tidur Maya untuk meremas
payudara yang menanti di sana. Seperti kemarin malam, Maya membairkan
saja Adi berbuat sesukanya. Dia sangatlah menjaga kesetiaannya terhadap
Krisna sebelum Adi mandapatinya di saat rapuh dan Sukri memanfaatkan hal
tersebut keesokan harinya. Sekarang Maya menyambut perlakuan Adi
terhadapnya dan tak berusaha untuk menghentikan hal tersebut. Walaupun
setelah kejadian kemarin malam tetap saja membuat birahinya bergolak
saat tangan Adi menyentuh tempat dimana hanya Krisnalah yang pernah
menyentuhnya hingga waktu kemarin.
Pada akhirnya Maya sadar kalau dia harus menghentikan Adi atau dia akan
terlambat masuk sekolah. “Kamu harus segera berangkat atau nanti
terlambat.”
“Apa aku tak bias ijin dulu hari ini?”
“Tidak. Apa nanti kata abangmu kalau sampai dia tahu kamu tak masuk
sekolah hanya untuk menghabiskan waktu bersamaku? Kita pasti akan punya
waktu bersama lagi nanti, aku janji.”
Maka lima menit berikutnya Adi sudah kemblai keluar rumah untuk
berangkat sekolah. Ketika dia melewati tempat di mana Krisna memarkirkan
mobilnya, Adi merasa melihat mobil yang mirip dengan milik abangnya itu
tapi dia tak begitu mempedulikannya. Perhatiannya hanya terfokus pada
penisnya yang terus tegang dan janji Maya untuk bersamanya lagi nanti.
Sesungguhnya Maya merasa gembira kalau Adi bisa menemaninya sepanjang
hari. Sekarang dia baru sadar betapa dirinya sangat cinta pada seks.
Bulan-bulan tanpa seks dengan Krisna membuatnya sangat sensitive jika
mengenai hal yang berbau seks. Dia sangat senang suaminya sudah kembali
memperhatikan dirinya tapi disaat yang sama dia juga menyukai perhatian
yang didapatkannya dari lelaki lain. Dia sadar kalu semestinya dia
hentikan affairnya dengan dua lelaki tersebut tapi dia juga yakin kalau
Sukri tak akan mau mendengarnya dan Adi sudah serasa seperti udara segar
dalam nafasnya dengan gairah mudanya. Dia harus ekstra hati-hati dengan
ketiga lelaki ini.
Maya menyelesaikan rutinitas paginya dan merasa terkejut dan kecewa saat
tak mendapati kedatangan Sukri. Dia mengharapkan lelaki paruh baya itu
dating ke dalam rumah begitu suami dan adik iparnya pergi. Dia
mengenakan celana jeans dan kaos milik Krisna yang diikatnkan di bawah
payudaranya. Ini membuat dada membusungnya tercetak jelas dan
mempertontonkan perut rata dan putihnya. Dia tahu kalau dia terlihat
lebih dari cukup untuk menarik perhatian lelaki manapun, dan kemudian
dia mengendarai kudanya menuju ke gudang.
Sukri ternyata tidak berada di gudang dan mobil truck yang biasa
digunakannya tidak ada. Dia mencoba menyembunyikan kekecewaannya saat
tak menemukan Sukri. Dia sudah sangat siap bersetubuh biarpun itu
diakuinya atau tidak. Dinaikinya kudanya kembali ke rumah.
Ada sebuah sungai kecil yang mengalir membelah daerah perkebunannya dan
bermuara pada sebuah danau kecil yang cukup dalam untuk dipakai berenang
dan terletak ditempat yang cukup terlindungi dari pandangan. Airnya
sangat jernih dan dingin menyegarkan hingga Maya tak mampu berendam di
dalamnya untuk waktu yang lama. Dibawanya sebuah selimut yang diikatkan
di belakang pelananya yang akan digunakannya untuk berjemur di bawah
sinar mentari. Dahulu dia merasa sedikit khawatir saat berjemur di
tepian kolam renang atau di sini karena keberadaan Sukri. Kini dia
merasa saat menggelar selimut itu di atas rerumputan dan kemudian
melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, sekarang tak ada
sedikitpun rasa takut atau kekahawatiran tersebut.
Maya menjatuhkan pakaiannya ke atas selimut dan berjalan dengan
telanjang ke tepi danau. Dia selalu merasa sedikit takut saat
melangkahkan kakinya pertama kali ke dalam air. Tapi begitu kakinya
sudah menyentuh air dan sekujur tubuhnya sudah terjalari sensasi itu dia
langsung menceburkan diri dan menyelam jauh ke bagian yang terdalam.
Air yang dingin tersebut membuat kedua putting susunya langsung jadi
mengeras dengan cepat, dan dia sangat menyukai hal itu. Hal itu seperti
layaknya efek dari sentuhan tangan seorang lelaki di dadanya.
Dia hanya mampu bertahan selama satu menit di dalam air dan kemudian
naik dan merebahkan tubuh telanjangnya di atas selimut. Kehangatan sinar
mentari pagi dengan segera menghangatkan tubuhnya yang tengkurap. Maya
suka bertelanjang di wawah sinar mentari dan di ruang terbuka, jika
memungkinkan selalu dia pasti akan mengabaikan pakaiannya. Membayangkan
jikalau Adi atupun Krisna melihatnya telanjang begini membuatnya
tersenyum dan belaian kehangatan sinar mentari membawanya ke dalam
buaian mimpi.
Dia terbangun oleh suara kudanya. Ia gulingkan tubuh tengkurap dan
melihat Sukri di atss kudanya sendiri memandanginya. Tadinya dia
berharap menemuka Sukri di gudang ketika pertama kali mencarinya tapi
sekarang dia senang mendapatinya berada di sini. Dia tak bergerak untuk
menutupi tubuhnya. Suri sudah melihat seluruh bagian tubuhnya dan juga
sudah merasakannya sebelumnya lagipula dia sudah siap untuk bercinta
dengannya kembali. Setelah rasa sakit yang dirasakannya pertama kali itu
hilang Maya begitu menikmati mendapati vaginanya terisi oleh penisnya
yang pajang dan besar itu digerakkan keluar masuk dalam tubuhnya yang
begitu menyambutnya.
Saat Maya sama sekali tak berusaha menutupi tubuh telanjangnya itu,
Sukri bergerak turun dari atas kudanya dan mengikatkan kudanya. Dia
berjalan mendekati Maya dan segera melepaskan baju beserta celananya.
Dia tak mengenakan celana dalam dan batang pennisnya berdiri dengan
tegak dan pongah. Dia mulai rebah di samping tubuh Maya tapi Maya
mencegahnya. “Kamu herus masuk ke air dulu t.”
“Tapi airnya sangat dingin sekali.”
“Aku tahu, aku baru saja masuk ke dalamnya. Kalau kamu menginginkanku,
kamu harus masuk ke dalam air dulu.” Maya tertawa senang saat Sukri
melangkah ke tepian danau. Batang penisnya terayun di antara pahanya
membuat Maya membayangkan saat menatapnya, ini bukan untuk pertama
kalinya, bagaimana mungkin dia bias memasukkan benda besar itu ke dalam
lubang vaginanya yang kecil.
Sukri menginginkan Maya melebihi hari kemarin. Dia akan melakukan apapun
yang disuruhnya hanya untuk bias merasakan kembali kenikmatan tubuh
molek wanita cantik ini. Dia mulai melangkah ke dalam air yang dingin.
Dia piker kalau tubuhnya akan segera membeku. Dengan satu lompatan
panjang dia menyelam.
Tubuhnya muncul dari dalam air diiringi sebuah teriakan panjang. Rasanya
memang tubuhnya segera membeku dan dia tak bias keluar dari dalam air
itu dengan cukup cepat.
Dia melompat dari dalam air begitu mencapai ke tepian dan berlari kea
rah Maya. Maya memandanginya dan mulai tertawa geli.
“Apa yang anda tertawakan?”
“Lihat dirimu.” Ternyata air memberikan efek kebalikan pada penisnya
dibandingkan yang terjadi terhadap putting payudara Maya. Batang
penisnya yang semula berdiri dengan tegak dan pongahnya kini melemas dan
seakan benar-benar mati. “Kemarilah, rebahan di sampingku. Aku yakin
ini bukan permanent kondisinya.”
Sukri merebahkan tubuhnya di samping Maya. Kedua tubuh merka menjadi
sebuah pemandangan yang sangat kontras, tubuh Sukri yang coklat
kehitaman serta besar dan tubuh Maya yang putih mulus rebah berdampingan
di bawah sinar mentari pagi.
Maya bergerak ke atas untuk mencium bibir Sukri dengan lembut. “Apa kali
ini kamu akan melakukan dengan kasar seperti kemarin lagi?”
“Tidak, aku janji akan melakukannya dengan lembut kali ini.”
Ciaman Maya berhenti dan dia bergerak menuruni tubuh Sukri, ciumannya
menjalari setiap bagian tubuh Sukri turun menuju ke batang penis yang
ingin dia kembalikan seperti keadaannya sebelum masuk ke air tadi.
Begitu bibir lembut Maya menyentuhnya segera saja batang penis tersebut
hidup kembali. Maya mulai memasukkanseluruhnya ke dalam mulutnya. May
sedikit khawatir akan mengenai giginya saat batang penis Sukri semakin
membesar keras di dalam hisapan mulutnya. Dia sadar kalau tak mungkin
menampung keseluruhannya jika batang penis ini dalam keadaan ereksi
sepenuhnya tapi dia ingin merasakannya mengembang besar di dalam
mulutnya.
Mulut hangat dan lidah lembutnya dengan cepat membangunkan penisnya
seutuhnya. Namun begitu batang penis itu semakin bertambah besar, mulut
Maya tak mampu lagi menampungnya. Pada akhirnya dia hanya mampu
memasukkan separoh bagian dari panjang batang penis Sukri. Maya dan
suaminya sangat suka melakukan oral seks, tapi dia tak begitu suka kalau
suaminya berejakulasi di dalam mulutnya dan membuatnya harus menelan
sperma. Tapi hari ini dia ingin merasakan seluruh rasa sperma Sukri dan
membuatnya menghisap dan mengocok dengan cepat dan keras untuk membawa
Sukri ke batas akhirnya. Maya tak khawatir jika Sukri tak mampu ereksi
lagi, setelah kejadian kemarin dia tahu kalau lelaki paruh baya ini
mampu melakukannya berulang kali tanpa jeda.
Sukri rebah dengan tangannya berada di bawah kepalanya dan memandangi
mulut Maya yang naik turun disepanjang batang penisnya. Wajah cantiknya
terlihat penuh dengan birahi saat mengoralnya dengan penuh nafsu. Skri
menyaksikan batang penisnya yang coklat kehitaman itu menghilang
diantara bibir mungil Maya tersebut. Pemandangan itu tak mampu di
tahannya lebih lama lagi, tak lama lagi dia rasa akan segera keluar.
“Saya hampir sampai. Kalau anda tak ingin mulut anda penuh sperma lebih
baik anda berhenti sekarang.”
Maya senang saat Sukri memperingatkannya terlebih dulu dan bukannya
lagsung menyemburkan spermanya ke dalam mulutnya. Dia ingin agar Sukri
tahu dengan reaksinya bahwa diaingin agar Sukri keluar di dalam
mulutnya, dia memepercepat gerakan mulutnya sambil tangannya memerainkan
buah zakar Sukri dan sebagian batang penis itu yang tak mampu
dimasukkannya ke dalam mulutnya.
Sukri tak mampu menahannya lebih lama lagi. Dia naikkan pinggangnya agar
batang peninya masuk ke dalam mulut Maya lebih banyak lagi saat
spermanya menyembur deras. Maya menghisap dengan cepat begitu semburan
pertamanya menghantam dinding tenggorokannya. Dengan cepat ditelannya
karena dia ingin mendapatkan semuanya dan bahkan sperma lelaki paruh
baya ini terasa berbeda dengan suaminya. Ditelannya seluruh apa yang
diberikan Sukri padanya sebelum akhirnya mengangkat mulutnya dari batang
penis itu dan mulai membersihkannya dengan menggunakan lidah.
Batang penis Sukri masih tetap tegak mengeras ketika Maya mulai bergerak
ke atas untuk mencium bibirnya lagi. Sukri bias merasakan spermanya
sendiri dari lidah Maya saat mereka saling melumat. Belum pernah dia
membiarkan ada seorang perempuan yang menciumnya setelah menghisap
penisnya, Ternyata rasanya tidaklah seburuk apa yang dia bayangkan.
Maya mengangkat kepalanya; “Kamu suka nggak?”
“Itu yang terbaik yang pernah saya dapatkan. Hampir sama nikmatnya
dengan yang anda punya diantara paha anda.”
“Oh, jadi kamu suka dengan yang diantara pahaku?”
“Anda sudah tahu jawabannya.”
“Lalu kenapa kamu tidah tiduran lagi dan biar aku beri kamu sesuatu yang
pasti akan sama-sama kita sukai.” Maya bergerak ke atas tubuh Sukri.
Vaginanya tepat di depan wajah Sukri lalu direndahkannya tubuhnya hingga
lidah Sukri menyentuh bibir vaginanya. Kemudin digesekkannya
kelentitnya maju mudur ke lidah Sukri. Maya sudah basah sebelum
menghisap penis Sukri tadi dan cairannya kini turun membasahi hidung
hinggga lidah Sukri. Maya bergerak ke belakang untuk meraih batang penis
Sukri yag sekali lagi mengeras dengan sempurna. Diangkatnya
selangkangannya dari hadapan wajah Sukri hingga bibir vaginanya yang
telah basah kuyup kini tepat di hadapan kepala penis Sukri.
Maya sangat menikmati seluruh waktunya sekarang ini. Meskipun dengan
Krisna, dia belum pernah merasa sebebas untuk melakukan dan menyuruh apa
yang dia inginkan seperti saat bersama Sukri sekarang ini. Dengan kedua
kakinya yang berada dikedua sisi Sukri membuat bibir vaginanya merekah
terbuka. Maya membimbing batang penis Sukri menuju ke jalan masuknya
dengan tangannya sambil menurunkan tubuhnya hingga vagina panasnya
menelan batang penis Sukri tenggelam seluruhnya. Dibiarkannya berat
tubuh dan grafitasi bumi membawanya turun, turun, dan turun hingga
pantatnya menyentuh perut bagian bawah Sukri. Tidak seperti hari
kemarin, penetrasi pertama dalam tubuhnya kali ini membawanya pada
klimaks pertamanya.
Maya hanay duduk di atas penis itu dengan diam saja menikmati
gelombang-gelombang kecil dari banyanya orgasme kecil yang melandanya
dengan vagina yang tersumpal penuh oleh batang penis besarnya Sukri ini.
Setelah dia pulih kembali kemudian dia membungkuk untuk memberi sebuah
ciuman pada Sukri. Dia menyetubuhi mulut Sukri dengan lidahnya sambil
menaik turunkan vaginanya pada batang penis Sukri lagi. Oralan yang
dilakukannya pada penis Sukri tadi menjadikan Sukri bias mampu menahan
klimaksnya lebih lama lagi.
Maya menindih tubuh Sukri dibawahnya dan vaginanya terus meremas batang
penisnya dengan otot-otot vaginanya. Bersama Krisna dia bias mendapatkan
klimaks beberapa kali dalam semalam tapi mereka harus jeda sejenak
sebelum memulai babak yang baru lagi. Tapi itu tidak berlaku bersama
Sukri, setiap klimaks meledak disusul dengan ledakan klimaks yang
berikutnya secara berkesinambungan.
Sukri tak bias mempercayai betapa besar hasrat isteri majikannya ini
untuk bersetubuh. Dia merasa sangat menyeal kenapa tidak dari dulu saja
melakukannya. Dinding vaginanya yang rapat sangat jauh lebih baik
dibandingkan dengan milik para wanita yang pernah ditidurinya bahkan
dibandingka denga mendiang isterinya. Sudah sangat lama sekali Sukri
memimpikan untuk dapat menikmati tubuh seorang wanita kaya dari kota
tapi dia selalu tak punya keberanian untuk mewujudkannya. Tapi sekarang,
Maya sangat sangat jauh lebih hebat dan nikmat dibandingkan dengan
semua bayangannya selama ini.
Sukri menggulingkan tubuh Maya dari atas tubuhnya hingga rebah dengan
tanpa mencabut batang penisnya dari dalam vagina basah Maya. Maya
mengaitkan kakinya melingkari pinggang Sukri dan mengangkat vaginanya
agar terlepas saat digulingkan tubuhnya. Maya ingin membuka diriny
seluruhnya agar lelaki paruh baya ini bisa menikmati semua yang
dimilikinya. Payudaranya menempel erat di dada Sukri begitu dia ingin
sedekat-dekatnya menempel erat pada tubuh Sukri. Maya ingin sekujur
tubuh Sukri menyentuh tubuhnya. Tubuhnya serasa terbakar gelora api
birahi yang menyala-nyala diantara mereka. Batang penis Sukri dmengayun
dengan cepat untuk membawanya pada puncak kenikmatan yang berikutnya
bagi mereka berdua.
Maya bisa merasakan betapa batang penis Sukri semakin mengembang saat
dia bergerak semakin cepat. Dia tahu kalau Sukri sudah hampir keluar dan
dia ingin mencapainya bersama. Maka tangan dan kakinya semakin erat
memeluk, membuat tubuhnya semakin bertambah merapat pada tubuh Sukri
sambil mulutnya tiada henti menyuruh lelaki paruh baya ini agar
menyetubuhinya lebih cepat dan keras lagi.
Kedua tubuh manusia berlainan jenis ini bergerak seirama mendaki puncak
kenikmatan seksual hingga pada akhirnya Sukri menancapkan dengan keras
dan jauh ke dalam vagina Maya untuk terakhir kalinya dan menyemburkan
spermanya. Semburan demi semburan dengan derasnya tertumpah ke dalam
rahim Maya. Dinding-dinding vaginanya meremas dengan kencang untuk
memerah setiap tetes sperma dari batang penis Sukri ke dalam tubuh
dahaganya. Tak hanya dahaga tetapi juga tubuh yang amat menanti. Dia
ingin merasakan seluruhnya. Batang penisnya terkubur sangat dalam di
vaginanya dan lidahnya merangsak masuk ke dalam tenggorokan Maya. Maya
menghisap lidahnya dengan rakus seperti dia menghisap batang penisnya
sebelumnya. Sperma sukri berenang langsung menuju rahimnya. Belakangan
Maya merasa sangat bersyukur kerena sudah mengkonsumsi pil anti hamil
sebelumnya karena kalau tidak dia pasti akan hamil. Tapi saat sekearang
ini dia sama sekali tak peduli akan hal tersebut.
Sebuah babak persetubuhan lagi mereka lakukan unuk hari ini sebelum
mengakhirnya dengan menyelam ke dasar danau yang dingin bersama. Dan
beriringin keduanya kembali ke rumah dengan mengendarai kudanya
masing-masing. Saat tiba di kandang kuda Maya memandangi Sukri yang
turun dan melepaskan pelana.
“Sukri, kita harus berhati-hati. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika
seseorang tahu tentang kita.”
“Saya tahu, tapi saya tetap harus mendapatkan anda lagi.”
“Aku juga merasakan hal yang sama, tapi kita hanya bisa melakukannya
kalau kita sedang sendiri. Aku sangat cinta suamiku dan tidak ingin
kehilangan dia.”
“Bagaimana dengan anda dan Adi? Apa anda akan tetap berlanjut dengan
Adi?”
“Aku belum tahu. Seharusnya aku tak membiarkan dia berhubungan seks
denganku. Dia sekarang tak akan mungkin menyerah begitu saja untuk bias
bersamaku lagi. Aku rasa ini tak akan berlangsung lama. Dia akan segera
mendapatkan seorang gadis yang tepat untuk seumurannya dan kisahnya
denganku hanya akan jadi sebuah cerita saja. Kamu juga akan melakukan
hal yang sama nanti. Kalian para lelaki semuanya sama, begitu kalian
sudah mendapatkan yang kalian inginkan, maka kalian akan mulai mencari
yang lain lagi.” Ketika Maya mengucapkan itu, untuk pertama kalinya ini
terlintas di hatinya, bahwa masalah Krisna mungkin saja adalah wanita
yang lain.
Sukri memprotes kalau dia tak akan merasa bosan terhadap dia tapi dalam
hatinya dia berkata kalau apa yang barusan dikatakan nyonya majikannya
ini benar adanya. Tapi untuk sekarang ini dia akan menikmati tubuh molek
Maya selam dia bisa.
Maya berlalu menuju ke rumah lau mandi di bawah guyuran air hangat untuk
membersihkan sisa-sisa sperma Sukri dari tubuhnya. Dihapusnya semua
sisa bukti dari perbuatannya dengan Sukri pagi ini. Selain bibir
vaginanya yang masih berwarna kemerahan dan terasa sedikit panas serta
putingnya yang masih mencuat keras, tak ada lagi bukti tersisa yang
memeprlihatkan hal tersebut. Dia membayangkan apa yang akan dia lakukan
dengan Adi. Dia belum mengatakan pada Sukri, tapi dia tidak bermaksud
menghentikan perbuatannya dengan adik iparnya itu. Maya merasa terkejut
sendiri saat menyadari kalau dirinya sekarang mesih menharapkan
bersetubuh dengan adik iparnya, meskipun setelah sebuah persetubuhan
yang demikian hebatnya bersama sukri disepanjang pagi barusan. Dia
menginginkan ketiga lelaki tersebut. Entah bagaimana dia mencoba
membayangkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kuenya dan sekaligus
menyantapnya juga.
Sore itu Adi harus tinggal lebih lama di sekolahan dan Krisna juga
terlambat pulang. Keduanya untuk sekali lagi sepertinya akan tiba di
rumah dalam waktu tak terpaut jauh. Maya tahu kalau Adi pasti masih ada
di sekolahnya, tapi Krisna baru saja menelephone kalau dia akan lembur
sore ini. Ada beberapa perkerjaan yang harus dia selesaikan sebelum
pulang. Dan kerja lemburnya adalah bersama Susan di sebuah motel selama
tak kurang dari empat jam. Kembali lagi dia sangat lelah kondisinya
sesampainya di rumah. Dia sudah berencana untuk menyudahi affairnya
dengan Susan tetapi begitu penisnya terkubur dalam vaginanya, kembali
dia kalah. Meskipun dia sadar kalau dia kini tengah bermain dengan api,
tapi seperti ngengat yang selalu mendekat dan siap untuk terbakar.
Tiba waktunya untuk dinner, seperti malam sebelumnya Maya sangat
memanfaatkan setiap detiknya untuk menggoda kedua lelaki tersebut.
Dengan sangat terbuka dia bermanja pada Krisna tapi pada Adi dia juga
tak mengabaikannya. Hanya saja malam ini reaksi Krisna sangat berbeda
dengan malam kemarin.
Mereka menyelesaikan makan malam dan kemudia menyaksikan TV sebelum
akhirnya Adi pergi ke lantai bawah menuju ke kamarnya sendiri. Maya dan
Krisna segera menyusul pergi ke kamar mereka sendiri, Krisna hamper
tertidur lelap ketika Maya keluar dari dalam kamr mandi. Dia kenakan
gaun tidur transparan yang berarti dia lebih mengharapkan berintim mesra
dengan suaminya daripada pergi tidur, tapi Krisna tak menyadari itu.
Maya naik ke atas ranjang dan meringkuk disamping tubuh Krisna. Setelah
beberapa saat ternya Krisna ak bereaksi atas keberadaannya, Maya
akhirnya bangkit dan duduk. “Abang punya masalah apa malam ini?”
Krisna hampir saja terlelap tapi dia berusaha untuk terjaga dan
menjawab. “Hari yang panjang dan berat di kantor.”
“Abang punya hari yang berat dan panjang selama hamper tiga bulan
belakangan.Apa yang sebenarnya terjadi? Malam kemarin abang tidur
terlebih dulu dan kemudian terbangun dan seakan tak terpuaskan dengan
seks. Kemarin malam abang menjadi diri abang yang dulu, tapi malam ini
abang kembali lelah dan… aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi
bang. Apa abang punya wanita lain?”
Krisna tak bisa berbohong lagi meskipun dia ingin. Ekspresi wajahnya
telah menceritakan semuanya. Maya beringsut ke tepian ranjang. “Siapa
dia?”
Krisna benar-benar terjaga sekarang. Dalam kondisinya yang kelelahan dia
tak mampu memikirkan sebuah alasanpun untuk menutup-nutupi. “Hanya
seorang wanita di kantor. Dia tak berarti apa-apa bagiku.”
“Apa maksud abang dia tak berarti apa-apa? Abang sudah menidurinya tak
kurang dari tiga bulan lamanya dan itu masih tak berarti apapun?” Maya
sekarang sudah berdiri di samping tempat tidur dan dengan mata melotot
menatap Krisna.
“Maksudku semuanya sudah berakhir.”
“Kalau semuanya sudah berakhir, lalu dari mana saja abang malam tadi?”
“Aku ketemu dia dan mencoba untuk menyelesaikan semuanya.”
“Apa maksud abang mencoba menyelesaikan semuanya. Yang harusnya abang
lakukan adalah melempar pelacur itu ke jalanan!”
“Itu memang yang mau aku lakukan, tapi dia ingin melakkukan sekali lagi
untuk perpisahan. Sekali berlanjut ke yang berikutnya dan berikutnya.
Aku tak tahu apa yang dimilikinya, seakan dia memantraiku hingga aku tak
bisa berhenti.”
“Seperti apa dia? Apa dia begitu cantik sehingga abang tak bisa
melupakannya?”
“Tidak, dia cukup menarik tapi dia sebenarnya tidak cantik. Dia
setidaknya berumur 20 tahun lebih tua dariku.”
“Well, sangat jelas kalau wanita itu punya penggemar yang setia. Abang
ingin bercerai?”
“TIDAK! Abang cinta kamu. Abang tidak ingin kehilangan kamu. Aku tahu
kalau yang kulakukan ini sangat salah dan sepertinya aku tak bisa
menghentikan diriku. Tapi kamu sendiri tak sepenuhnya suci. Aku melihat
apa yang kamu lakukan dengan Adi malam itu.”
Maya benar-benar tak mampu bicara. Suaminya sudah memergokinya
bersetubuh dengan adiknya dan dia tak membicarakan apapun tentang hal
tersebut. Kemudian suaminya menyetubuhinya dengan sangat lebih baik
dibandingkan beberapa bulan belakangan ini. “Aku tahu kalau itu salah
juga, tapi abang sudah pergi tidur meninggalkan aku menggantung dan kita
sudah terlalu lama tak berhubungan seks dan aku telah membiarkan dia
berbuat telalu jauh. Kenapa abang tidak mengatakan sesuatu saat melihat
kami?”
“Awalnya aku ingin menghajar kalian berdua saat itu juga. Lalu aku
merasa ada semacam gairah saat melihat kalian berdua. Kemudian kamu
kembali ke kamar dan aku harus segera menyetubuhi kamu sendiri. Aku tak
bisa menceritakan padamu begitu saja kalau aku sudah melihat kamu
bersetubuh dengan adikku sendiri. Aku pasti seperti seorang lelaki aneh
dan tak waras kalau membiarkan dan melihat ada lelaki lain menyetubuhi
kamu.”
“Abang tahu kalau Adi baru saja menyetubuhiku tapi abang tetap saja
menginginkanku? Bahkan abang tak mengijinkanku untuk pergi ke kamar
mandi untuk membersihkan diri. Abang tahu kenapa saat itu vaginaku
sangat basah dan abang tetap menyetubuhiku.” Semua pembicaraan tentang
Adi yang menyetubuhinya memberikan sebuah efek terhadap Krisna. Batang
penisnya mulai menjadi keras dan hal tersebut tak luput dari perhatian
Maya. “Sepertinya abang tetap suka ide tentang adik abang memasukkan
batang penisnya ke dalam vaginaku.”
Krisna tak bisa menyembunyikan gairahnya dari Maya. “Aku tahu ada
sesuatu yang salah denganku tapi bayanganmu dan Adi bersama hanya
semakin menggairahkanku. Bahkan sekarang, saat aku sangat letih aku tak
bisa mencegahnya.”
Maya berjalan mendekati ranjang kembali dan duduk disamping suaminya.
“Abang ingin bercinta, bukan… abang ingin bersetubuh sekarang?”
“Ya.” Krisna menarik isterinya ke dalam pelukannya dan menciumnya. Maya
suka dengan cara suaminya berciuman dan selalu akan menyukai ciumannya.
Dengan cepat Maya sudah rebah di atas ranjang itu dan Krisna bergerak
menaiki tubuhnya. Maya membentangkan kedua bahanya lebar dan membimbing
batang penis Krisna ke pintu masuk vaginanya. Krisna memasukinya seperti
yang dilakukannya ratusan kali sebelumnya, tapi kali ini terasa
berbeda. Maya tahu kalu dia sudah berselingkuh dan fakta kalau
menyaksikannya bersetubuh dengan adiknya sendiri ternyata sangat
membakar birahinya.
Krisna mengayun dengan perlahan dan lembut pada awalnya sambil meberi
ciuman pada payudara dan bibir Maya. Bibirnya tengah menghisap putting
susunya say Maya bertanya padanya, “Apa abang ingin melihatku dengan Adi
lagi?” Batang penisnya mengejat keras dalam vagina Maya saat dia
menanyakan hal tersebut. Sebelum Krisna mampu menjawabnya dia sudah
berejakulasi di dalam Maya. Sperma Krisna menyembur di dalam vaginanya
memberi Maya klimaksnya sendiri sesaat berikutnya.
“Aku anggap itu sebagai jawaban ya.”
“Ya, aku akan sangat suka sekali melihat kalian kembali. Jangan katakana
pada Adi kalau aku ingin melihatnya menyetubuhimu. Dia akan menganggap
aku gila.”
“Bagaimana jika aku tak bisa mengatur agar abang bisa melihat? Apakah
tidak akan apa-apa kalau aku hanya akan menceritakan semua yang kami
lakukan pada abang nantinya?”
“Aku lebih suka melihatnya sendiri tapi kalaupun hanya memungkinkan
untuk mendengarnya saja itu tak masalah.”
“Kalau aku melakukan itu semua apa abang akan meninggalkan wanitu itu?
Aku tidak suka abang menyetubuhi wanita selain aku.”
“Aku hanya bisa berjanji kalau aku akan berusaha sebisanya.”
Maya menggulinkan tubuhnya turun dari atas ranjang dan berjalan menuju
kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat dia keluar, suaminya sudah
setengah tertidur. Maya membungkuk dan berbisik di telinga suaminya,
“Aku rasa aku akan pergi mengechek si Adi. Anak muda yang malang itu
mungkin merasa sudah diabaikan. Sampai jumpa lagi besok pagi.” Maya
meninggalkan kamar itu tanpa sepatah kata dari suaminya yang sudah
hamper terlelap. Batang penisnya mengeras kembali saat membayangkan
isterinya yang pergi ke kamar adiknya. Sangat kelelahan dia akhirnya
terlelap dengan kondisi batang penis mengeras sempurna saat menyaksikan
bayangan isterinya berjalan keluar dari kamar dengan keadaan telanjang
bulat hingga akhirnya benar-benar tertidur sepenuhnya.
Maya merasa tak perlu mengenakan pakaian apapun karena dia tahu kalau
tak lama lagi akan telanjang juga di kamar Adi nanti.
Dia tak perlu mengetuk pintu kamar itu karena sudah agak terbuka dan
kemudia dia mendorongnya untuk masuk dan menyaksikan Adi yang terbaring
di atas ranjangnya. Lampu tidur di atas bedsidenya masih menyala tapi
dia sudah tertidur. Tubuhnya yang hanya ditutupi oleh sehelai boxer tak
tertutupi oleh selimut. Maya bis melihat batang penisnya yang cantik
dari balik boxernya.
Dia naik ke atas ranjang tanpa membangunkannya. Dilepaskannya batang
penis itu dar balik boxernya. Dia membungkuk dan membawa batang cantik
itu ke dalam mulutnya. Batang penis itu masih lemas dan terasa lembut
serta hangat di dalam mulutnya dan dia membasahi seluruh bagiannya
dengan lidahnya. Dengan cepat batang penis itu mulai mengeras dan
sedetik kemudian segera mengeras kencang dan tegak. Maya menatap ke atas
dan Adi sedang memandanginya. Maya melepaskan batang penisnya dari
mulutnya. “Bardiri dan cepat lepaskan boxermu.” Adi mengangkat
pinggulnya dan menurunkan boxernya lepas melewati kakinya.
“Aku hampir saja putus asa dan mengira kalau kamu tak akan kembali lagi
padaku.”
“Aku sudah bilang kalau kita harus berhati-hati dan menunggu hingga
kesempatan yang tepat dating. Abangmu kecapaian lagi malam ini dan pergi
tidur dengan sangat nyenyak. Aku rasa dia tidak akan bangun sampai
besok pagi. Kita punya waktu semalaman hanya untuk kita berdua. Aku mau
lihat apa kamu sehebat saat pertama kali dulu.” Maya bergerak ke atas
dan memberinya sebuah ciuman, membuka mulutnya agar lidahnya bisa
bergerak menari diantara bibir Adi untuk mencari lidahnya.
Adi merasa sangat bahagia mendapati Maya berada dalam pelukannya malam
ini. Tubuh moleknya menindih tubuhnya sendiri, tangannya bergerak ke
payudaranya yang dengan cepat digantikan oleh mulutnya. Jari tangannya
meluncur ke bawah pada perut Maya untuk bermuara pada rambut yang
menghiasi bibir vaginanya.
Maya menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Adi dan membiarkan adik
iparnya berbuat sekehendaknya terhadap tubunya. Maya suka bagaimana cara
Adi memandanginya dan sentuhan tangan serta mulut adik iparnya ini pada
tubuhnya. Maya merasa sangat menginginkan agar Adi segera menjamahnya
dan membenamkan batang penis cantiknya jauh sedalam-dalamnya ke
vaginanya. Sama seperti yang didapatnya dari Sukri siang hari tadi dia
ingin setiap lekuk tubuhnya terjamah. Dia merasa teramat bahagia karena
mulai sekarang dia bisa menikmati persetubuhan dengan Adikapanpun dia
mau dengan restu suaminya. Dia harus segera menemukan cara agar bisa
mendapatkan keduanya disaat yang sama tanpa harus mengatakan pada Adi
kalau abangnya ingin melihat mereka bersetubuh. Tapi malam ini dia hanya
menginginkan Adi untuk menyetubuhinya sebanyak yang dia mau dan dengan
style apapun yang dia suka.
Adi adalah type kebanyakan pemuda berumur 18 tahun lainnya. Batang
penisnya tetap keras sepanjang waktu dan sekarang dia sudah tahu kalau
dia bisa menikmati tubuh molek kakak iparnya kapanpun dia mau. Adi
bergerak ke atas tubuh Maya dan Maya membukakan pahanya untuknya. Dia
melihat saat penisnya yang gemuk menemukan jalan masuknya sendiri dan
dengan perlahan melesak masuk ke dalam vaginanya yang menyambut. Sudah
beberapa bulan belakangan ini Maya tak mendapatkan nafkah batin yang
didambakannya. Sekarang dia mendapatkan pelepas dahaga kewanitaannya
dari Adi, Sukri dan sekaligus dari suaminya hingga terpuaskan seutuhnya.
Maya membuat dirinya rileks dan membiarkan Adilah yang berperan aktif
mengerjai vaginanya dengan penis besarnya itu. Ini terasa sangat nikmat
saat meresapi kenikmatan dari batang penis muda dan keras milik Adi
ketika dia mengocoknya keluar masuk dalam tubuhnya. Pelan namun pasti
dia membawa Maya semakin tinggi dan bertambah tinggi lagi hingga dia tak
mampu menunggunya lebih lama lagi. Kedua kakinya melingkar pada pinggul
Adi dan kedua tangannya mengalungi lehernya merapatkan tubuh Adi. “Ayo,
lebih cepat lagi,” bisiknya di telinga adik iparnya. “Lebih cepat,
lebih cepat lagi, biarkan aku merasakan seluruh gairahmu dalam tubuhku.”
Adi mengabulkan semua permintaan Maya dan mengocokkan dengan cepat dank
eras batang penis kerasnya dalam cengkeraman hangat vagina isteri
abangnya ini.
Dan dengan cepat kemudian Adi tak mampu menahan deru kenimatan yang
melanda sekujur tubuhnya. Dia harus mengeluarkan madu birahinya dan dia
mengatakannya pada Maya. “Aku sudah siap. Saat kamu mulai keluar nanti
aku ingin kamu mendorong penismu sedalam yang kamu mampu dan biarkan
terkubur di dalamku. Aku ingin merasakan spermamu yang hangat
menyiramku.” ADi mempercepat gerakannya dan Maya bergerak
mengimbanginya. Hingga tiba akhirnya klimaks itu diraihnya, Adi
membenamkan seluruh batang penisnya sedalam dalamnya ke dalam
cengkeraman vagina kakak iparnya. Tangannya berada di bawah pantat Maya
untuk mengangkat vaginanya agar semakin merapat pada tubuhnya. Spermanya
menyembur dengan sebuah tembakan keras berkali kali dan itu membuat
Maya meraih klimaksnya sendiri bersama Adi. Maya dapat merasakan setiap
tetes sperma Adi saat menyembur, sperma yang hangat itu membuatnya tidak
dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar dia dapat
merasakan setiap gerakan sperma adik iparnya yang hangat saat memasuki
rahimnya.
Setelah gempuran puncak kenikmatan keduanya mereda, keduanya rebah di
atas ranjang dengan saling berpelukan sambil berbincang. “Sekarang apa
kamu menyesal teman gadismu tak berhasil kamu dapatkan?”
“Tentu saja tidak, tak munkin dia bisa terasa senikmat dan sehebat
kamu.”
“Aku juga merasa senang dia sudah mengecewakanmu. Aku bahagia akan apa
yang sudah kita lakukan berdua.”
“Bagaimana dengan bang Krisna? Bagaimana jika dia tahu tentang kita?”
“Apa kamu pernah dengar tentang lelaki yang suka kalau isterinya dengan
lelaki lain?”
“Aku pernah mendengarnya, tapi bagaimana bisa ada orang yang ingin
isterinya bersetubuh dengan lelaki lain?”
“Aku rasa mereka ingin agar isterinya dapat merasakan kenikmatan yang
lebih dari apa yang bisa diberikan oleh satu lelaki saja dan disamping
itu mereka juga merasakan sebuah sensasi lain saat mengetahui hal
tersebut.”
“Apa kamu pernah melakukannya dengan lelaki lain selan abang?”
“Kamu yang pertama bagiku selain dengan suamiku sendiri, dan sangat
kebetulan sekali lelaki itu adalah adik dari suamiku sendiri. Aku tak
pernah mengharapkan lelaki lain selain suamiku hingga kejadian malam
itu. Kamu mendapatkanku di saat yang paling terlemahku dan aku merasa
bersyukur kamu sudah melakukannya.” Maya merasa tak perlu menceritakan
kalu setelah malam itu dia juga bersetubuh dengan tukang kebunnya setiap
hari.
“Aku juga bersyukur mendapatkanmu disaat itu. Aku hanya berharap agar
abangku jangan sampai tahu.”
“Bagaimana kalau ternyata dia sudah tahu?”
“Aku mungkin akan diusir dari sini.”
“Bagaimana jika aku bisa membujuknya agar kamu boleh tetap berada di
sini?”
“Bagaimana caramu bisa membujuk abang agar mengijinkanku tetap di sini
sementara dia tahu tentang kita?”
“Apa kamu mau melakukannya denganku bersama bang Krisna di waktu yang
sama?”
“Maksudmu kita bertiga di waktu yang sama?”
“Ya, three some.”
“Abang tak akan mau.”
“Jika aku bisa membujuknya apakah kamu akan bersedia melakukannya?”
“Gila, tentu saja mau, itu pasti akan menjadi hal paling hot uang pernah
kulakukan.”‘
“Aku bisa tahu dengan batang penismu yang sudah mengeras laki saat ini,
kalau kamu suka dengan ide itu. Aku akan mulai mencoba membujuk bang
Krisna. Itu jalan agar kita bisa bersama terus kapanpun kita mau.”
Percakapan itu membuat mereka siap kembali. Maya memutar tubuhnya dan
mengambil batang penis Adi untuk dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia ingin
sperma yang berikutnya keluar dalam mulut dan meluncur ke dalam
tenggorokannya.
Adi menatap vagina basah Maya yang berada tepat di atas wajahnya. Dia
tak tahu bagaimana rasanya menghisap spermnya sendiri dari vagina kakak
iparnya. Dia tak punya banyak pilihan begitu Maya merendahkan vaginanya
kea rah mulut Adi. Adi mendapati kalau ternyata rasanya taklah seburuk
bayangannya, Segera saj klimaks berikutnya mereka dapatkan dengan
masing-masing permainan mulutnya. Maya menelan seluruh sperma yang
diberikan batang penis Adi dan Adipun setiap tetes madu cinta dari
vagina Maya. Keduanya saling membersihkan kemaluannya masing-masing
dengan menggunakan mulut sebelum kemudia memulai sebuah babak baru lagi.
Sang mentari sudah hampir terbit saat Maya melangkah menuju ke kamar
tidurnya kembali. Krisna sudah menantinya dengan batang penis yang sudah
sangatlah keras, segera dibaringkannya Maya ke atas ranjang dan
menghujamkan batang penisnya ke dalam vaginanya yang sudah basah kuyup
oleh begitu banyaknya sperma adiknya yang tertuang di dalamnya di
sepanjang malam tadi. Saat Krisna menyetubuhinya dengan sangat
bergairah, Maya menceritakan secara detail apa yang telah terjadi dalam
kamar Adi di lantai bawah tadi. Dan hal tersebut sungguh membuat birahi
Krisna meroket mencapi batanya hingga sudah tak mampu lagi ditahannya
spermanya menyembur keluar membasahi vagina isterinya yang sudah teramat
sangat basah itu. Maya tak meraih klimaksnya sendiri kali ini setelah
begitu banyak puncak kenikmatan diraihnya sebelumnya bersama Adi, tapi
dia merasa sangat bahagia dan damai berada dalam pelukan suaminya
tercinta saat ini. Dia merasa akan mendapatkan momen terindah dalam
kehidupannya jika kedua lelaki ini bisa didapatkannya di saat yang
bersamaan.
*****
Kedua lelaki ini bangun kesiangan keesokan harinya dan dengan bergegas
mencoba untuk mengejar waktu agar tidak telambat ke sekolah maupun
berangkat kerja. Sedangkan sabg wanita yang sudah terkuras selurh energi
yang tersimapan dalam tubuhnya karena permainan birahi sepanjang malam
tadi tetap tak beranjak dari nikmatnya dekapan ranjang.
Saat keduanya saling bertemu di dapur adalah momen yang paling membuat
mereka jengah dan kikuk. Adi merasa bersalah telah meniduri isteri
abangnya tapi Krisna mengatakan padanya kalau Maya sudah menceritakan
semuanya pada dia. “Rileks dik, Maya sudah menceritakan semuanya pada
abang. Kelihatannya dia menginginkan kita berdua, dia wanita yang hebat
dan sepertinya membutuhkan kita berdua untuk membuatnya tetap bahagia.
Setidaknya sampai kamu lululs sekolah. ” Keduanya meninggalkan rumah
dengan sura tawa bahagia mengiringi, tapi tak bisa disangkal lagi
keduanya sudah tak sabar untuk menanti hari berganti malam agar mereka
bisa bersama dengan Maya kembali.
Waktu sudah menjelang saat makan siang ketika pintu kamar Maya terbuka.
Sura pintu itu membangunkan Maya dari lelap tidurnya dan dia bangkit
duduk di atas ranjangnya. Dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena
kejadian malam tadi. Ternyata yang dating Sukri untuk mengecek
keadaannya. Dia menatap isteri majikannya tersebut yang duduk dia tas
ranjang dalam keadaan selimut yang menutupi bagian pinggangnya ke bawah.
Payudara indahnya terpampang indah di depan mata Sukri dan Maya tak
berusaha sedikitpun untuk menutupinya dari pandangan Sukri. “Saya pikir
mungkin harus melihat keadaan anda. Sekarang sudah hamper tengah hari
dan anda belum keluar dari dalam kamar sekalipun. Apa anda baik-baik
saja?”
Maya memberi tanda padanya agar mendekat ke ranjang. Begitu Sukri sudah
berada dekat dengannya, Maya menyibakkan selimut yang menutupi sisa
bagian bawah tubuhnya hingga sekarang tubuh molek itu terpampang
seutuhnya tanpa selembar kainpun menutupinya. “Buka seluruh pakaianmu
dan naiklah ke sini bersamaku.” Tak perlu disuruh dua kali, Sukri
bergegas melucuti seluruh pakaiannya dan bergabung dengan nyonya
majikannya ke atas ranjang.
“Sepertinya anda sangat sibuk tadi malam.”
“Memang malam yang sangat sibuk tapi aku masih punya cukup untuk kamu.
Kemarilah dan biarkan aku merasakan lagi batang penismu yang besar itu
di dalam vaginaku.”
Sukri tak bisa menunggu untuk segera menyetubuhinya kembali. Seperti
suami dan adik iparnya, dia ingin merasakan batang penisnya dalam
remasan kehangatan dinding vagina Maya yang rapat. Sama sekali tak ada
keraguan pada keduanya, Sukri ingin menyetubuhinya dan Maya ingin segera
disetubuhi olehnya juga. Sukri benar-benar menikmati dan memanfaatkan
setiap detik dari waktu yang dia punya saat ini untuk memberikan Maya
hadiah klimaks yang berkesinambungan berulang kali sebelum akhirnya dia
tumpahkan sperma tuanya ke dalam vagina muda Maya. Maya teringat kemarin
malam saat dia ingin malam itu tidak sedang dalam periode mengkonsumsi
obat pencegah kehamilan agar sperma Adi dapat memasuki rahimnya hingga
membuatnya hamil, namun sekarang dia merasa bersyukur karena dia dalam
periodenya atau kalau tidak dia pasti akan sangat kesulitan mencari
alasan kenapa dia melahirkan bayi yang tak mirip sama sekali dengan
wajah suaminya tapi malahan wajah Sukri.
Mereka berdua hanya rebah di atas ranjang setelah menuntaskan
babaak-babak persetubuhan di awal hari itu hingga siang hari berlalu,
lalu keduanya bangkit untuk mandi dan membersihkan diri. Keduanya
berjalan menuju ke kolam renang dan berenang bersama sampai tiba
waktunya menjelang Krisna dan Adi pulang. Maya sadar dia bisa mengatur
untuk mendapatkan suami dan adik iparnya bersamaan tapi sangat tidak
mungkin mereka setuju jika Sukri ikut bergabung bersama mereka juga.
Sukri faham kalu dia harus tetap menjaga rahasia ini atau mereka akan
berada dalam masalah besar. Dia sudah merasa puas bisa menikmati
kemolekan tubuh Maya saat siang harinya dan jika malam tiba adalah waktu
untuk majikan serta adik iparnya.
Malam itu Maya, Adi, dan suaminya melakukan threesome yang pertama
kalinya dalam kehidupan mereka. Pada awalnya semuanya terasa canggung
bagi mereka tapi Maya berhasil mengendalikan suasana. Dia melucuti
pakaiannya dan membuat kedua lelaki itu mengikuti tindakannya. Maya
membuat keduanya rebah di atas ranjang, masing-masing di kedua sisinya.
Saat dia merebahkan tubuh telanjangnya diantara dua kakak beradik itu,
tangannya meraih masing-masing batang penisnya. Begitu tangan halusnya
mulai bergerak memanjakan batang penisnya, kedua lalaki itu mulai merasa
rileks dan larut ke dalam suasana yang berhasil dibangun Maya.
Krisna yang pertama kali bereaksi, dia menggeser tubuhnya kea rah Maya
tapi tanpa membuat batang penisnya terlepas dari genggaman tangan
isterinya, diraihnya sebelah payudara Maya. Didekatkannya putting ranum
itu pada mulutnya untuk dihisap hingga membuatnya mengeras dan semakin
memerah warnanya. Krisna melirik kea rah Adi dan berkata, “Dia punya
daging kenyal ini dua buah. Apa tak seharusnya kamu beri perhatian pada
yang satunya?”
Adi tak butuh dorongan lagi, langsung saja dia bekerja pada payudara
Maya yang satunya dan tak lama kemudian mulutnya bergerak ke bawah
menelusuri perutnya menuju pada vagina Maya. Dia harus menepiskan tangan
abangnya terlebih dulu untuk memberikan ruang bagi lidahnya.
Begitulah malam pertama itu berlangsung. Kedua lelaki itu menyentuh Maya
seperti yang belum pernah dia rasa sebelumnya. Keduanya membawa Maya
pada titik puncak di mana tak pernah terbayangkan dalam benak Maya
sebelumnya. Maya sangat menyukai apa yang bisa diberikan oleh kedua
lelaki itu tapi saat ini terasa benar-benar dua kali lebih nikmat.
Klimaks diikuti klimaks yang berikutnya menyusul setiap kali salah satu
dari mereka menyetubuhinya tanpa memberinya waktu jeda. Ketika mereka
pada akhirnya sampai di tepi daya tahan tubuh masing-masing, ketiganya
jatuh terlelap dalam kepuasan dengan tubuh molek Maya terhimpit di
antara pelukan kedua lelaki itu.
Keesokan harinya Maya bangun yang palin awal, dia hanya butuh waktu
sekejap untuk bisa memahami sedang berada di mana dia. Dipandanginya
kedua lelaki yang terbaring disampingnya, begitu mirip. Benaknya
melayang dalam lamunan, kurang dari satu minggu sebelumnya dia merasa
ada yang salah dalam mahligai pernikahannya. Suaminya sudah tak
menginginkan bercinta dengannya lagi, tapi sekarang dia mendapatkan
semua kenikmatan seksual yang dia butuhkan dari keduanya, suaminya dan
adik iparnya. Plus semua kepuasan seksual yang didaptnya juga dari Sukri
yang kedua lelaki yang sedang terlelap disampinya itu tak
mengetahuinya. Dia membayangkan apa yang akan mungkin bisa terjadi
nantinya.
Beberap bulan berikutnya semuanya tak berubah. Adi akhirnya pindah ke
dalam kamar mereka. Setiap malamnya mereka berdua menggali semua
kenikmatan seksual dari birahi Maya ataupun salah satunya yang hanya
menyaksikan. Dan setiap harinya juga diisi dengan petualangan seksual
yang lain bersama Sukri. Maya merasa bahagia dengan semua permainan seks
dengan mereka tapi ada kalanya dia harus berkata tidak pada mereka agar
bisa mengistirahatkan tubuhnya untuk beberapa hari. Ketiganya sungguh
sangat memuaskan birahinya tapi juga membuatnya kewalahan. Maya tak
pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan kenikmatan seksual yang
berlimpah lebih dari yang diimpikannya tapi wakti demi wakti semua itu
didapatkannya.
Hukum alam tak bisa dihindar, apapu juga pasti akan ada akhirnya. Adi
yang pertama kali berlalu, dia akhirnya lulus sekolah dan pergi untuk
melanjutkan ke jenjang kuliah. Dia masih tetap kembali ke rumah abangnya
sesekali dan menghabiskan waktu bersama mereka. Dia tetap diterima oleh
abang dan kakak iparnya.
Sukri mengikuti beberapa minggu berikutnya. Seorang temannya menawarinya
sebuah pekerjaan yang menjanjika di luar kota. Sebuah pekerjaan yang
tak mungkin ditolaknya meskipun pilihannya harus meninggalkan Maya.
Minggu-minggu terakhir kebersamaan keduanya dijadikan momen perpisahan
yang tak terlupakan bagi keduanya, Maya tahu kalau dia pasti akan
merindukan lelaki paruh baya itu nantinya.
Krisna akhirnya berpisah dengan Susan. Seks dengan Maya dan adiknya
melebihi apa yang didaptnya dari Susan. Setelah kepergian Adi, dia dan
Maya masih melakukan hubungan seksual hamper tiap malamnya. Memang tetap
terasa nikmat dan indah tapi masih tak bisa menyamai kenikmatan ketika
kedua lelaki itu ada dan saling memberikannya kepuasan. Krisna tak lama
kemudian sudah menemukan wanita lainnya lagi. Perhatian Krisna mulai
berkurang terhadapnya dan Maya tahu kalau suaminya menemukan vagina muda
yang baru untuk dia nikmati… Kini Maya kembali pada keadaan sebelum Adi
dan Sukri masuk ke dalam kehidupan seksnya.
Dia dan Krisna mencoba beberpa kali untuk mencari pengganti Sukri tapi
keberuntungan masih belum berpihak pada mereka.
Maya sedang bermalas-malasan menikmati waktunya berbaring di tepi kolam
dan menikmati sentuhan sinar mentari dengan keadaan telanjang bulat sore
itu. Sejak hanya dia seorang yang ada di rumah itu, kegiatan berjemur
telanjangnya menjadi kegiatan yang rutin. Dia mendengar ada seseorang
berteriak memanggil namanya, dia bangkit dan meraih handuk disampingnya
untuk kemudian dililitkan pada tubuh moleknya. Dia melihat di depan
gerbang ada seorang muda dengan kulit coklat tua dan tubuh tegap sedang
berdiri memandanginya. “Ada perlu apa?”
“Nama saya Jaya dan paman Sukri yang menyuruh saya untuk datang ke sini
menemui anda. Beliau bilang kalau anda sedang membutuhkan tenaga setelah
kepergiannya.” Tanpa bertanya dia membuka pintu gerbang itu dan
berjalan mendekati tempat Maya sedang duduk dengan hanya sebuah handuk
saja yang menutupi tubuhnya. Apa yang terpampang di hadapan mMaya adalah
sesosok lelaki berkulit galap berusia 20an dengan tubuh tegap berotot
dan sebuah tonjolan besar pada selangkangannya.
“Kamu punya keahlian apa?”
“Tidak begitu banyak untuk urusan kebun ataupun rumah tapi bisa sangat
diandalkan untuk hal yang dibilang paman Sukri bahwa anda pasti lebih
membutuhkan.” Dia melpaskan kaosnya melewati kepala dan disusul celanya
juga. Mata maya segera terfokus ke arah selangkangan anak muda
dihadapannya ini, untuk memandangi dengan terpana pada sebuah batang
penis yang bahkan lebih besar dari kepunyaan pamannya. Dan batang itu
sudah berdiri tegak keras menunjuk ke arahnya.
Maya menatap wajah Jaya lagi yang sedang mengamati lekuk tubuhnya tanpa
berusaha menutup-nutupi saat dia sedang menatap takjub pada benda
diantara pahanya. Maya merenggut lepas handuk yang melilit tubuhnya.
“Kelihatannya kamu punya peralatan yang tepat, kita lihat apa kamu tahu
bagaimana cara menggunakannya dengan benar.” May membentangkan kedua
pahanya dan tangannya terjulur ke depan untuk menarik tubuh lelaki muda
di hadapannya itu ke arahnya. Dia membimbingnya kea rah pintu masuk
vaginanya, dan saat Jaya mulai memasukinya Maya berkata. “Perlahan saja
dan jangan tergesa. Aku belum pernah merasakan yang sebesar ini.”
Hari itu juga Jaya resmi bekerja di rumah itu dan malam harinya dia
mulai memindahkan barang-barangya untuk menempati bekas tempat Sukri.
Dia sudah sibuk dengan pekerjaan kebunnya saat Krisna berangkat bekerja.
Sepanjang hari itu dia bekerja tanpa lelah. Dia hanya berhenti untuk
mengurus Maya sebelum Krisna pulang kembali.
Krisna memutuskan kalau pemuda ini layak untuk bekerja menggantikan
Sukri dan menetap di tempatnya. Tapi yang Krisna tak tahu adalah
kenyataan bahwa pekerjaannya yang paling ternilai bagus bukanlah di
kebun, mengurus kuda atupun lainnya melainkan disaat setelah Krisna
pergi berangkat kerja setiap paginya. Pekerjaan kebun dan lain-lainnya
hanyalah menjadi semacam biaya yang mesti dikeluarkan Jaya untuk seorang
wanita bertubuh molek dan vagina tercantik yang pernah ditemuinya. Tapi
itu membuatnya menjadi seorang lelaki muda yang paling beruntung.